SOLOPOS.COM - Pengendara melintas di depan Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Tengah, Solo, Senin (25/2/2013). (JIBI/SOLOPOS/Maulana Surya)

Pengendara melintas di depan Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Tengah, Solo, Senin (25/2/2013). (JIBI/SOLOPOS/Maulana Surya)

SOLO —  Salah satu gedung berwarna oranye di Taman Budaya Surakarta (TBS), itu terlihat kokoh. Cat yang masih terlihat baru menunjukan kalau bangunan yang bakal difungsikan sebagai Teater Tertutup itu memang belum lama berdiri.  Benar saja, gedung pertunjukan tersebut memang baru dibangun dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) sekitar 2007 lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, saat dilihat lebih dekat, bangunan baru itu tampak mengenaskan. Pinggir bangunannya ditumbuhi rumput-rumput liar. Sama sekali tak terlihat aktivitas di gedung yang pembangunan fisiknya baru 80% itu. Bahkan kelelawar tampak beterbangan keluar masuk bangunan seluas 2.800 meter persegi itu.

“Atapnya banyak yang rusak karena cuaca ekstrem, banyak yang bocor. Gedungnya juga menjamur,” ucap Kepala Sub Bagian Tata Usaha TBS, Wijang Jati Riyanto, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin (25/2/2013).

Gedung pertunjukan yang baru selesai dibangun pada tahap kelima itu memang mangkrak hampir dua tahun. Pendanaan menjadi masalah utama tidak dilanjutkannya pembangunan Teater Tertutup itu. Butuh sekitar Rp15 Miliar untuk merampungkan fisik bangunan sekaligus memenuhi semua kebutuhan dan perlengkapannya. Sementara, saat ini belum ada dana sepeserpun untuk merampungkan pembangunan.

Idealnya, Teater Tertutup bakal dibuat sebagai gedung kedap suara yang disertai ruang rias dan area parkir. Ditambah sejumlah fasilitas pertunjukan yang memadahi. Berkapasitas sekitar 600 penonton, gedung itu diharapkan mampu mengover sejumlah kegiatan kesenian di Jawa Tengah yang memang membutuhkan arena yang luas.

Kebutuhan akan Teater Tertutup menjadi mendesak ketika TBS mengadakan sejumlah agenda besar berskala nasional. Seperti pementasan nusantara di akhir tahun lalu dan sejumlah kegiatan besar lainnya. Ditambah, Solo memang memiliki segudang event yang seharusnya bisa digelar di gedung tersebut. “Ya karena enggak ada ruangan yang cukup akhirnya terpaksa kegiatan-kegiatan besar biasanya kami tempatkan di Pendapa TBS,” ucapnya.

Tak hanya Wijang, sejumlah seniman yang memang ingin mengadakan kegiatan besar sering menanyakan nasib Teater Tertutup. Namun, ia mengaku tak memiliki kemampuan lebih untuk merampungkan gedung tersebut. “Kalau mencari sponsor, kami juga enggak berani ke arah sana, takut ada kesalahan. Tinggal menunggu pemerintah pusat, mau merugi atau melanjutkan pembangunan,” ucapnya.

Sebelumnya, Kepala TBS, Suhardi, juga menyayangkan minimnya perhatian pemerintah atas bangunan Teater Tertutup. Padahal bangunan itu menurutnya bisa dimanfaatkan untuk pertunjukan-pertunjukan berskala besar.

“Sayang sekali itu bangunannya kalau enggak diteruskan. Pemerintah harus sering diingatkan lewat media salah satunya,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya