SOLOPOS.COM - Kincir air bertenaga listrik terpasang di kolam ikan Joglo Mino di Kaliwaru, Kelurahan Selomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, Jogja, Sabtu (22/10/2022) sore. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Energi listrik tidak hanya digunakan di sektor pertanian, tetapi juga untuk menunjang sektor perikanan.

Dalam bisnis perikanan darat, peran listrik menjadi vital untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan kolam, mulai dari pembibitan hingga pemeliharaan ikan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anjar Purnomo, 43, peternak ikan di Dukuh Kaliwaru, Kalurahan Selomartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), membuktikannya. Dia tidak ragu menggunakan energi listrik untuk mengelola kolam ikan miliknya seluas lebih kurang 2.500 meter persegi.

Dengan menggunakan listrik, dia mengaku malah bisa mendapatkan banyak keuntungan secara ekonomi.
Hal itu diungkapkan Anjar saat berbincang dengan Tim Ekspedisi Pangan 2022 Solopos Media Group (SMG) 2022 yang didukung Pupuk Indonesia Holding Company, PLN, Syngenta, Bulog, Perhutani, Nasmoco, dan Perkebunan Nusantara.

Ekspedisi Mudik 2024

“Di sini saya usaha pembenihan ikan, pembesaran lele dan nila, penjualan ikan konsumsi baik kondisi segar dan yang sudah diolah. Untuk kolam ikan luas sekitar 2.500 meter persegi dengan jumlah ikan sekitar 50.000 ekor,” ujar dia.

Baca Juga: Memanfaatkan Surplus Listrik untuk Kedaulatan Pangan

Anjar menggunakan tenaga listrik untuk mengoperasikan sarana pengelolaan kolam ikannya. Listrik digunakan untuk menggerakkan pompa air, menghidupkan blower, menghidupkan kincir air, menghidupkan freezer, menggerakkan alat pemberi makan otomatis, hingga penerangan.

Selama ini, Anjar mengaku tidak mendapatkan masalah dengan menggunakan listrik untuk berbagai sarana itu. Justru dia mampu menghemat banyak anggaran untuk itu. Dia mencontohkan penghematan dari proses pengadaan air irigasi kolam pada musim kemarau.

“Dengan menggunakan listrik untuk tenaga pompa air sangat efisien. Jauh lebih hemat dibandingkan bila menggunakan pompa portabel berbahan bakar bensin atau solar. Penghematan biayanya bisa sampai 75%,” aku dia.

Anjar membandingkannya dengan biaya yang harus dia keluarkan untuk bahan bakar minyak (BBM) yang mencapai Rp2 juta setiap bulan. Dengan menggunakan berbagai peralatan bertenaga listrik, dia hanya perlu mengeluarkan biaya sekitar Rp500.000 tiap bulan.

“Keuntungan lain bila pakai kincir air listrik, hasil panen bisa tiga kali lipat. Sebab dengan ada kincir air kita bisa menebar benih ikan jauh lebih banyak dibandingkan tidak ada kincir,” terang dia.

Baca Juga: Menuju Swasembada Jagung, Syngenta Andalkan Sederet Program Komprehensif

Hasil Panen Lebih Maksimal

Keuntungan lainnya, menurut Anjar, adalah penggunaan blower pada musim kemarau. Fungsi blower adalah untuk menambah oksigen di kolam.

“Pakai blower, benih ikan yang bisa ditebar 20 kali lipat dari kincir. Jadi dengan banyaknya oksigen, ikan jadi nyaman, dengan ikan nyaman, mereka mau makan dan sehat,” kata dia.

Penanggung Jawab Humas PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) UP3 Yogyakarta, Rina Wijayanti, menjelaskan PLN mempunyai program Electrifying Agriculture atau penggunaan listrik di sektor pertanian.

Program itu dalam rangka upaya nyata memberikan pelayanan listrik yang mudah dan terjangkau untuk mendukung produktivitas pelaku usaha.

Baca Juga: Sehat dengan Beras Berkualitas

Dengan program ini, petani didorong beralih ke alat-alat dan mesin yang berbasis energi listrik dari yang sebelumnya memakai BBM yang lebih mahal dan tidak ramah lingkungan. Penggunaan listrik bisa membuat hasil panen lebih maksimal dan biaya produksi menjadi lebih efisien dibandingkan pakai diesel.

Hal itu juga mendukung program pemerintah ramah lingkungan dengan mengurangi konsumsi BBM. Dengan meningkatnya produktivitas usaha dan biaya operasional yang dapat ditekan, kesejahteraan petani bisa meningkat. Ke depan, program ini diharapkan terus berkembang dan semakin memberi manfaat ke warga.

“Electrifying Agriculture diharapkan mempermudah petani dan wirausaha tak hanya di sektor pertanian, tetapi dapat dimanfaatkan pelaku usaha peternakan, perikanan dan perkebunan untuk secara modern dapat memanfaatkan listrik. Hingga September 2022 program ini di Jogja mencapai 699 pelanggan,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya