SOLOPOS.COM - Terminal kontainer Pelabuhan Doha, Qatar. Foto diambil pada 8 Mei 2006. (Reuters)

Indonesia berpeluang memanfaatkan isolasi Qatar untuk menggenjot ekspor bahan makanan ke negara itu.

Solopos.com, JAKARTA — Indonesia dinilai dapat memanfaatkan krisis diplomasi yang terjadi di Qatar untuk menggenjot ekspor produk bahan makanan ke negara itu.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Data World Trade Organization (WTO) mencatat, pada 2013—2015, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan Bahrain masuk ke dalam negara yang berkontribusi besar mengekspor produk makanan ke Qatar. Total nilai impor Qatar dari ketiga negara itu mencapai US$340 juta pada 2015.

UEA merupakan negara pengekspor utama produk makanan ke Qatar. Nilai yang berhasil dibukukan terus mengalami peningkatan dari 2013 senilai USS128,96 juta menjadi US$160,65 juta pada 2015.

Arab Saudi berada di urutan ke-2 dengan nilai ekspor produk makanan ke Qatar sebesar US$148,57 juta. Negara tersebut juga mencatatkan tren positif dengan meningkatnya nilai impor Qatar dari Arab Saudi sejak 2013.

Senin (5/6/2017) lalu, Arab Saudi, Mesir, UEA, dan Bahrain telah memutus hubungan diplomatik dengan Qatar. Padahal, negara tersebut memiliki ketergantungan impor khususnya sektor pangan untuk memenuhi kebutuhan 2,5 juta populasi penduduk mereka.

Qatar diprediksi akan mencari sumber impor bahan makanan lainnya seperti Asia dan Iran jika krisis tersebut tidak menemukan jalan keluar. Iran bahkan siap mengirimkan produk makanan kepada Qatar melalui jalur laut dengan waktu tempuh selama 12 jam.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan pihaknya masih memonitor perkembangan dari krisis yang terjadi antara negara-negara Timur Tengah tersebut. Dia mengaku belum membahas langkah yang akan ditempuh mengingat kejadian tersebut baru saja terjadi.

“Kalau dari segi ekspor memang kita tidak banyak. [saya] Akan mengikuti perkembangannya terutama nanti berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri,” jelasnya di Jakarta, Rabu (7/6/2017).

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani mengatakan krisis tersebut justru melahirkan peluang bagi Indonesia dalam urusan peningkatan ekspor. Pasalnya, Qatar selama ini menggantungkan impor bahan makanan kepada Arab Saudi. “Sebagai negara gurun, untuk makanan Qatar sangat bergantung kepada impor,” jelas Shinta.

Saat ini, sambungnya, terdapat 35 komoditas makanan Indonesia yang mendapat kemudahan untuk masuk ke Qatar. Produk yang diberi relaksasi oleh pemerintah setempat antara lain ayam dan produk unggas, susu, cokelat, hingga tisu.

Seperti diketahui, keputusan tersebut telah ditetapkan pada 2016. Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, telah meratifikasi Keputusan Kabinet Nomor 24 Tahun 2016 yang mengeluarkan 35 produk dari ketentuan Undang-Undang Qatar No. 8 Tahun 2002 tentang Pengaturan Bisnis untuk Commercial Agents di Qatar.

Shinta menyayangkan kemudahan ekspor tersebut belum dioptimalkan oleh para pelaku usaha. Pasalnya, perdagangan Indonesia dan Qatar menurutnya belum terkerek secara maksimal.

Kendati demikian, dia mengikatkan agar Indonesia mewaspadai kenaikan harga minyak. Hal itu menurutnya bakal berdampak terhadap meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan oleh industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya