SOLOPOS.COM - Ketua Dawis Pandan Wangi Desa Sendangijo, Selogiri, Wonogiri, Hartini, memanen terong dan tomat di kebun kelompok di Desa Sendangijo, Senin (29/8/2022). Desa Sendangijo memiliki 25 kelompok dawis, setiap kelompoknya memiliki kebun bersama yang ditanami tanaman hortikultura. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 25 kelompok Dasawisma (Dawis) yang terdiri atas ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Sendangijo, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, berhasil membangun ketahanan pangan desa. Masing-masing kelompok memiliki kebun yang ditanami berbagai tanaman hortikultura, seperti sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat. 

Tidak hanya di kebun kelompok, hampir di setiap pekarangan rumah anggota kelompok pun bisa dengan mudah ditemukan tanaman hortikultura. Banyak dari mereka menanam di media polybag dan sebagian lagi langsung ditanam di tanah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Program ketahanan pangan di bawah naungan PKK dan Pemerintah Desa Sendangijo itu mampu menurunkan pengeluaran rumah tangga hingga 50 persen untuk kebutuhan sehari-sehari. Program ini diklaim menjadi pionir sekaligus satu-satunya di Kabupaten Wonogiri.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di Desa Sendangijo, Senin (29/8/2022), setiap rukun tetangga memiliki Dawis. Setiap Dawis memiliki satu kebun kelompok. Kebun itu memanfaatkan lahan kosong anggota Dawis yang belum digunakan. Setiap kelompok Dawis memiliki luas kebun yang berbeda-beda.

Salah satu kelompok Dawis, yaitu Dawis Pandan Wangi di Dusun Bagusan, RT 001 RW 007, Desa Sendangijo. Kelompok ini menanam berbagai tanaman seperti pepaya, terong, tomat, serai, dan sayuran hijau di kebun seluas 400 meter persegi. Mereka bisa panen setiap dua pekan sekali. Hasil panen dijual kepada anggota.

Baca Juga: Beragam Alasan Sorgum Layak Dibudidayakan di Indonesia Sebagai Pengganti Gandum

“Kalau anggota Dawis Pandan Wangi sudah membutuhkan hasil panen, sudah dapat semua dan ternyata masih ada sisanya, kami baru jual ke luar. Uang hasil penjualan itu masuk ke kas Dawis,” kata Ketua Kelompok Dawis Pandan Wangi Sendangijo, Hartini, saat berbincang dengan Solopos.com di Kebun Dawis Pandan Wangi, Senin (29/8/2022).

Untuk merawat tanaman di kebun, setiap anggota diberi jatah tugas menyirami tanaman sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Penyiraman dilakukan setiap sore.

Meski sudah ada jadwal, tidak jarang anggota lain tetap ke kebun. Mereka kerap berkumpul dan berdiskusi. Tidak hanya soal tanaman tetapi juga kehidupan desa.

Salah satu anggota Dawis Pandan Wangi, Dewi, mengatakan keberadaan Dawis ini sangat bermanfaat bagi dirinya dan ibu-ibu lain. Selain memberikan kesibukan kepada ibu rumah tangga, perempuan itu juga merasa diberdayakan.

Baca Juga: Jaga Kearifan Lokal, Pemkab Wonogiri Dukung Industri Kreatif

Sehingga ibu-ibu tidak hanya diam di rumah sekadar nonton televisi. Melainkan bisa belajar berkebun. 

“Program ini dimulai sebelum pandemi Covid-19 ada di Indonesia, tepatnya Januari 2020. Sejak saat itu, kami jadi tahu bagaimana cara menanam yang baik dan benar itu seperti apa. Lebih penting lagi, sejak ada program ini, pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari rumah tangga jadi berkurang. Kalau butuh makan, tinggal petik di pekarangan rumah sendiri kalau enggak di kebun Dawis. Semua sudah tersedia,” ujar Dewi

Sejak program ketahanan pangan itu berjalan, pengeluaran sehari-hari rumah tangga bisa hemat hingga 50 persen. Terlebih, jika harga-harga berbagai bahan pangan naik seperti sekarang ini. Keberadaan program tersebut sangat membantu keuangan rumah tangga anggota secara tidak langsung.

Kepala Desa (Kades) Sendangijo, Wagino, menjelaskan program ketahanan pangan itu merupakan program yang sejak awal dicanangkan pemerintah desa melalui PKK.

Baca Juga: Swasembada Beras, Hil yang (Tak Lagi) Mustahal

Saat pandemi Covid-19 mengganas pada 2020-2021, program itu sangat membantu dengan menyediakan berbagai bahan makanan yang diambil dari kebun dan pekarangan untuk orang yang terkena Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri.

“Pada tahun pertama, Pemerintah Desa (Pemdes) Sendangijo memberikan bantuan yang bersumber dari Dana Desa (DD) senilai Rp17,5 juta untuk program kebun Dawis. Pada tahun kedua, Pemdes memberikan bantuan senilai Rp12,5 juta. Bantuan itu berupa pengadaan bibit dan polybag di setiap kebun Dawis dan anggota Dawis,” kata Wagino.

Menurut dia, program ketahanan pangan seperti itu merupakan kali pertama dan satu-satunya yang ada di Wonogiri. Bahkan, Pemerintah Kabupaten Wonogiri menjadikan Desa Sendangijo sebagai desa percontohan yang berhasil membangun ketahanan pangan desa.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya