SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Renungan kita kali ini ialah mengenai Mandat Illahi dalam pendidikan anak. Renungan ini berangkat dari teladan Yesus  dalam kepedulianNya terhadap anakanak. Nats Injil yang mencatat perjalanan Yesus dalam perhatianNya kepada anakanak antera lain: Matius 18:1-5:19:13-15,  Markus 10:13-17, Lukas 18:15-17.

Yesus mengusung tema pelayanan paling kontekstual dalam sejarah peradaban manusia, yaitu pendemonstrasian kasih Allah. Tetapi kasih Allah merupakan bahasa abstrak yang masih perlu di konkretkan dalam yisi-misi serta tindakan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pola pelayanan Yesus yang paling menonjol  sifat dan kasih-Nya yang selalu kontekstual terhadap semua kalangan serta pelayanan yang menjawab kebutuhan. Aplikasisuatu pelayanan dapat diterapkan dengan berbagai tindakan, salah satunya tindakan dalam pelayanan pendidikan.

Mencermati fenomena pendidikan akhirakhir ini, maka salah satu hal yang cukup fenomenal ialah munculnya lembaga PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang tumbuh  ibarat jamur di musim hujan. Dimana pendidikan anak usia dini merupakansalah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fi sik (koordinasi motorik halus dan kasar, kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Ekspedisi Mudik 2024

Ada dua tujuan diselanggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya  sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa. Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar  (akademik) di sekolah. Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No 20/2003 ayat I adalah 0-6 tahun.

Sementara menurut kajian rumpun keilmuaan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun. Perjanjian Lama merumuskm adanya dua mandat Illahi. yaitu: mandat pembangunan (kultural dan fi sikal) dan mandat Pembaharuan  (spiritual, rohaniah).

Berangkat dari hal tersebut, maka kepedulian terhadap pelayanan pendidikan anak usia dini termasuk dalam kedua  mandat sekaligus. Dengan pertimbangan dari sisi mandat pembangunan (kultural dm fi sikal) ialah bahwa sejak dunia dan Adam memberi berbagai nama jenis binatang ciptaan Allah, maka saat itulah proses pendidikan itu termulail dengan alamiah (Kejadian 2:19-20).

Jadi adalah Alkitabiah jika pendidikan diberikan sedini mungkin termasuk sejak anak dalam kandungan. Pola pelayanan Yesus acapkali bertentangan dengan  adat kebiasaan Yahudi yang menempatkm anak-anak sebagai kelompok marjinal yang belum layak tersentuh perhatian kaum Rabi.

Pelayanan Yesus dalam sejarah hidup- Nya memiliki pola tersendiri. Salah satunya Ia memiliki beban mengajar dalam karya pelayanan- Nya. Dan hal inilah yang patut untuk diteladani, yakni perihal pentingnya tugas mengajar dalam  rangka pembentukan dan peningkatan kualitas hidupiman, moral, etis dan keterampilan individu serta kelompok dapat dipahami dalam suatu  istilah Alkitab, khususnya dalam bahasa Yunani, yaitu paideuo.

Paideuo berarti memberikan bimbingan, mengajar dan melatih. Istilah ini umumnya digunakan dalem kaitan dengan memelihara anak. Juga dapat dimaksudkan  sebagai tindakan korektif dan disiplin dalam pendidikan. Kata kerja paideuo berasal dari kata benda paidia, yang berarti seorang anak kecil. Dengan istilah ini mengajar merupakan tugas memberi bimbingan, latihan dan disiplin (Kis. 7:22; 22:3, 1 Kor. 11:32, 1 Tim. 1:20, 2 Tim. 2;.25 Ef. 6:4). 

Dari kata ini pula muncul istilah yang berkaitan dengan ilmu mengajar dan dinamakan paedagogi. Peserta didik di dalam lingkup paedagogi umumnya adalah anak-anak.  Pertimbangan dari sisi mandat pembaruan (spiritual dan rohaniah) ialah dalam pendidikan terdapat suatu kuasa penginjilan. Penginjilan secara tegas sudah tersurat dalam Kejadian  3:15 yang disebut protoevangelium yaitu pesan Injil bahwa Anak Manusia (Yesus Kristus) berkuasa mematahkan kuasa maut kekal.

Anak-anak lebih dari sekadar generasi penerus bangsa tetapi merupakan mata  tombak Gereja dalam mewartakanmisi penyelamatan ke depan terhadap orang-orang yang belum percaya. Sudah barang tentu ada unsur pelayanan  estafet dalam hal ini, yaitu dimuridkan anak mewartakan Injil.

Dari jabaran renungan ini, paling tidak mandat Ilahi dalam pendidikan anak yang dapat kita petik ialah pentingnya nilai pendidikan serta pemuridan kepada anak usia dini agar kelak mampu menggenapi panggilan gereja (marturia=bersaksi) dengan menjadi pribadi yang bersaksi  bagi lingkungannya.

Aplikasi dari renungan ini ialah bersediakah kita merespon mandat Illahi ini? Setiap kita mendapat mandat Illahi anak mengambil bagian dalam pendidikan  anak, dengan aplikasi sesuai kemampuan kilo.

Banyak orang yang mampu terlibat dalam pekerjaan Allah di muka bumi ini, tetapi cukup terbatas jumlahnya orang yang mau terlibat di dalamnya. Di lain pihak, pelayanan adalah  bagian yang harus kita kerjakan sedangkan kuasa adalah otoritas Tuhan. Maka kita melakukan apa yang menjadi bagian kita, maka Tuhan akan melakukan apa yang menjadi bagian-Nya! Amin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya