Manchester City Menang Tapi Guardiola Dongkol, Kenapa?

Solopos.com, BURTON UPON TRENT – Manajer Manchester City, Josep “Pep” Guardiola, membawa pulang skuatnya dari markas Burton dengan perasaan dongkol, Kamis (24/1/2019) dini hari WIB. Padahal, City meraih kemenangan 1-0 pada leg kedua semifinal Piala Liga (Carabao Cup) tersebut.

Gol semata wayang City di laga ini disokong Sergio Aguero pada menit ke-26. The Citizens, julukan City, dipastikan lolos ke final dengan agregat 10-0! Namun, ada yang mengganjal hati Guardiola dalam pertandingan di markas tim kasta ketiga sepak bola Inggris tersebut yakni terkait kondisi lapangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kontur lapangan Pirelli Stadium tidak rata dan licin. Kondisi itu membahayakan para pemain dan berisiko menyebabkan cedera. The Citizens pun hanya menang tipis di markas Burton. Padahal pada leg pertama di Etihad Stadium, mereka mampu menggempur gawang Burton sembilan gol tanpa balas.

“Lapangannya sangat berbahaya, sangat licin dan tidak stabil, itu alasannya [meski menang skor tipis] ini tetap hasil bagus,” jelas Guardiola, seperti dilansir manchestereveningnews.co.uk.

Guardiola menurunkan sebagian besar pemain mudanya di markas Burton. Hanya ada tiga langganan starter yang dijajal, yakni Kevin de Bruyne, Riyad Mahrez, dan Aguero. Rata-rata usia pemain di line-up City yang turun pada pertandingan ini yakni 23 tahun 323 hari. Ini menjadi rasio usia starting XI paling muda The Citizens sejak mereka memainkan line-up dengan rata-rata usia 23 tahun 318 hari saat melawan Middlesbrough pada Liga Premier, 29 Oktober 2008.

City lolos ke final untuk kali kedua secara beruntun di Piala Liga. Manchester Biru menyamai rekor tetangga mereka, Manchester United, yang merengkuh final Piala Liga secara back-to-back  pada 2008/2009 dan 2009/2010. Tim juara bertahan ini pun bakal menantang Tottenham Hotspur atau Chelsea pada babak final di Wembley, 24 Februari 2019 nanti.

“Saya tahu ini sebuah kompetisi, dengan segala respek, ketika Anda menang dan Anda lolos ke final maka Anda senang, namun ketika Anda tersingkir Anda tidak sedih,” ujar Guardiola.