SOLOPOS.COM - Pertandingan Manchester United vs Manchester City. (dok Solopos)

Solopos.com, MANCHESTER — Awan gelap nan pekat tengah menaungi Manchester City. Bagai disambar petir, mereka dilarang tampil di kompetisi Eropa dua musim ke depan plus denda 30 juta euro (Rp444 miliar) menyusul pelanggaran atas aturan Financial Fair Play (FFP).

The Citizens pun di ambang eksodus pemain karena hukuman tersebut. Dilansir UEFA.com, Sabtu (15/2/2020), City didakwa memanipulasi pendapatan dari sponsor selama periode 2012-2016. Mereka juga dinilai tak kooperatif selama penyelidikan kasus oleh Badan Kontrol Keuangan Klub UEFA (CFCB) sejak 2019.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Manchester City kemungkinan besar akan melakukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Namun jika gagal, mereka terancam mendapat kerugian berlipat ganda. Hukuman tersebut membuat City terancam pengurangan poin di Liga Premier.

Hilangnya kesempatan bermain di kancah Eropa juga akan membuat City kehilangan pendapatan dari hak siar dan hadiah uang di setiap pertandingan. Para sponsor pun berpotensi hengkang. Yang lebih parah, hukuman larangan tampil di Eropa bisa memicu kepindahan besar-besaran pemain dari Etihad Stadium.

Bukan rahasia apabila para pemain yang hijrah ke City mendambakan trofi tertinggi Eropa, Liga Champions, di samping gelar Liga Premier. Pemain seperti David Silva dan Claudio Bravo yang kontraknya habis di akhir musim kemungkinan besar bakal hengkang.

Manchester City pun bisa “dipaksa” menjual Leroy Sane, Sergio Aguero, dan Fernandinho, apabila ingin menyeimbangkan keuangan klub. Kontrak ketiga pemain itu sama-sama habis tahun depan. Para bintang tim seperti Kevin De Bruyne, Raheem Sterling, hingga Gabriel Jesus, pun diragukan bakal bertahan di City. Mereka diyakini ingin tampil di level tertinggi untuk menjaga performa dan mengamankan tempat di timnas jika lolos ke Qatar.

Posisi Josep “Pep” Guardiola pun sama riskannya. Hukuman yang diterima Manchester City disebut-sebut akan melancarkan upaya Juventus untuk memboyong Pep musim depan. Apalagi kontrak sang pelatih hanya sampai 2021.

Hal ini mengingatkan apa yang dialami Juventus pada 2006. Saat itu Juve ditinggal para bintangnya seperti Zlatan Ibrahimovic, Fabio Cannavaro hingga Lilian Thuram setelah dihukum degradasi ke Serie-B karena kasus calciopoli.

Presiden Liga Primera, Javier Tebas, mengapresiasi tindakan tegas UEFA. Menurut Tebas, kekuatan finansial yang dimiliki klub seperti City dan Paris Saint-Germain (PSG) berpotensi merusak sepak bola.

“Selama bertahun-tahun kami sudah meminta hukuman berat untuk Manchester City dan PSG. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali,” ujarnya dilansir Marca, Sabtu.

Di sisi lain, City memastikan akan mengajukan banding terhadap kebijakan UEFA. “Langkah pertama yang akan kami ambil adalah mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga,” demikian pernyataan klub dilansir mancity.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya