Manajemen Gojek Bantah Tarif Gocar Kemahalan

Manajemen Gojek membantah tarif Gocar kemahalan dengan alasan sudah sesuai Permenhub No 108/2017.

Solopos.com, SOLO — Selain mengklaim saat ini pelayanan GoCar di Solo masih berjalan normal meski ribuan driver Soloraya mogok, manajemen Gojek juga mengklarifikasi kabar tarif yang naik tajam. Manajemen mengklaim layanan GoCar tidak mengalami kenaikan tarif.

Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024

“Tarif kami sudah sesuai dengan peraturan pemerintah, Permenhub No 108/2017 tentang tarif batas bawah dan tarif batas atas. GoCar menganut skema tarif dinamis, di mana tarif bergerak secara dinamis berdasarkan permintaan konsumen dan ketersediaan driver di sebuah wilayah pada waktu tertentu,” kata VP Regional head Central Java and Yogyakarta GoJek, Delly Nugraha, kepada Solopos.com, Kamis (8/3/2018).

Dengan skema tersebut, sambungnya, GoCar berusaha untuk memastikan konsumen bisa mendapatkan layanan transportasi yang diinginkan. Sementara itu, katanya, driver bisa mendapatkan penghasilan lebih saat permintaan sedang ramai. Baca juga: Tarif Mahal, Order Gocar Tak Direspons.

Kenyataannya, sejumlah warga terkena tarif yang jauh lebih mahal dari biasanya. Seorang warga Sukoharjo, Ismail, mengatakan dirinya berencana memggunakan jasa transportasi berbasis aplikasi on line tersebut.

“Rencana mau order dari Pasar Nongko, Solo menuju Grogol, Sukoharjo. Biasanya tarifnya Rp22.000 tapi saat itu naik menjadi Rp63.000,” kata dia kepada Solopos.com, Rabu (7/3/2018). Setelah mengetahui tarifnya, dia pun membatalkan order. Dia memilih menggunakan taksi konvensional dengan tarif Rp35.000.

Peningkatan tarif hingga 300 persen juga terjadi. Misalnya dari kawasan Fajar Indah memuju Telukan, Sukoharjo, yang biasanya sekitar Rp40.000, kini menjadi sekitar Rp120.000. Baca juga: Pengemudi Gocar Soloraya Mogok Massal sampai Minggu 11 Maret 2018.