SOLOPOS.COM - Doni P Joewono Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo. (FOTO/Istimewa)

Doni P Joewono
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo. (FOTO/Istimewa)

Perkembangan positif pencapaian inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 akan berlanjut pada tahun 2013, bahkan lebih baik lagi. Berdasarkan Consensus Forecast (CF) 2012, inflasi nasional tahun 2012 diekspektasikan sebesar 4,50% dan meningkat untuk tahun 2013 yaitu 5,20%. Sementara untuk Kota Surakarta, inflasi keseluruhan tahun 2012 diperkirakan sebesar ± 3,0% dan juga meningkat untuk tahun 2013 yaitu ± 4,5% atau sesuai dengan target inflasi yang ditetapkan secara nasional sebesar 4,5% ± 1%.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Downward risk bagi pencapaian inflasi tahun 2013 adalah harga pangan global yang terindikasi terus turun. Sedangkan upward risk-nya adalah dampak kenaikan upah minimum kabupaten/kota (UMK) meski diperkirakan tidak terlalu signifikan karena kenaikan UMK di Soloraya relatif lebih rendah dari daerah lain, komitmen untuk mempertahankan lahan sawah lestari masih rendah, koordinasi antarpemerintah kabupaten/kota se-Soloraya belum kuat, dampak kenaikan administered price di 2013 antara lain meliputi kenaikan harga tarif tenaga listrik (TTL) dan bahan bakar minyak (BBM), belum membaiknya kondisi struktural perekonomian terkait dengan gejolak harga pangan akibat faktor musiman dan meningkatnya permintaan domestik terkait dengan aktivitas pemilu legislatif.

Di sisi pertumbuhan ekonomi, ekonomi nasional dan Soloraya pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari 2012. Perekonomian Soloraya pada tahun 2013 diperkirakan mampu tumbuh berkisar 4,9% – 5,4% atau meningkat dari tahun 2012 yang diproyeksi berkisar 4,8% – 5,3%. Sumber pertumbuhan terutama dari peningkatan kinerja ekspor seiring dengan pemulihan ekonomi global dan meningkatnya permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga. Semakin kuatnya konsumsi ditopang oleh meningkatnya aktivitas persiapan pemilu legislatif, kenaikan upah minimum kabupaten/kota (UMK), adanya remunerasi pegawai negeri sipil (PNS) dan meningkatnya keyakinan konsumen untuk melakukan konsumsi sejalan dengan membaiknya perekonomian. Investasi swasta juga akan meningkat mengikuti peningkatan ekspor.

Optimisme pertumbuhan ekonomi Soloraya didukung oleh hasil beberapa survei yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo. Di antaranya dari hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) diperoleh data bahwa ekspektasi kegiatan usaha pada triwulan pertama tahun 2013 meningkat dari periode sebelumnya. Kemudian dari hasil survei konsumen (SK) didapatkan bahwa indeks ekspektasi konsumen (IEK) dalam enam bulan mendatang menunjukkan peningkatan dari tahun 2012.

Tidak hanya itu, sejumlah upaya pemerintah kabupaten/kota se-Soloraya juga mendukung optimisme tersebut. Di antaranya Pemerintah Kabupaten Boyolali yang akan merevisi rencana tata ruang wilayah (RTRW) untuk mendukung investasi properti dan industri, serta membuat kawasan ekonomi khusus atau cepat tumbuh. Investor Korea Selatan melalui The Korea International Cooperation Agency (Koica) memberikan hibah 4,8 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp4,4 miliar untuk pembuatan masterplan dan detail engineering design untuk kawasan industri tersebut. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo gencar melakukan promosi pameran investasi dengan mempromosikan potensi wilayah Sukoharjo kepada calon investor secara berkala tiap triwulan. Selain itu, pemerintah sudah menyediakan lahan investasi di daerah selatan, tapi belum didukung infrastruktur jalan dan air yang memadai. Pemerintah Kota Surakarta aktif melakukan percepatan investasi, di antaranya dengan menyusun Peraturan Daerah (Perda) Penanaman Modal dan menyiapkan mega proyek dalam skema Public-Private Partnership (PPP). Pemerintah Kabupaten Karanganyar telah menyiapkan lahan investasi di daerah Gondangrejo dan memberikan kemudahan investasi berupa paket perizinan. Pemerintah Kabupaten Wonogiri mendukung investasi yang berbasis sumber daya lokal yaitu pengembangan tepung mocca yang berbahan baku ketela pohon. Di samping itu, PT Sritex bekerja sama dengan investor Ultra Tech dari India berencana membangun pabrik semen dan pelabuhan di Giriwoyo Wonogiri yang diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja 5.000 orang. Sedangkan Pemerintah Kabupaten Sragen dan Klaten aktif memfasilitasi klaster yang mendukung pertumbuhan ekonomi.

Dengan tantangan adanya risiko upward risk inflasi, seluruh pihak perlu membangun komitmen untuk mempertahankan lahan sawah lestari demi menjaga kelangsungan pasokan pangan. Pemerintah kabupaten/kota beserta instansi/lembaga terkait juga perlu memperkuat koordinasi untuk meningkatkan produksi dan memperlancar arus distribusi barang. Sedangkan untuk mengatasi faktor musiman, perlu perbaikan manajemen stok komoditas pertanian melalui Sistem Resi Gudang dan penyusunan proyeksi surplus/defisit terhadap komoditas penting secara bulanan. Selain itu, untuk antisipasi kenaikan harga bahan pangan pokok menjelang hari raya keagamaan atau pada masa paceklik, pemerintah kabupaten/kota bisa menganggarkan sebagian APBD untuk kegiatan operasi pasar dan pasar murah.

Sementara itu, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, di sektor pertanian pemerintah kabupaten/kota se-Soloraya perlu berkoordinasi menetapkan pola tanam serempak agar terhindar dari serangan hama dan mencegah alih fungsi lahan pertanian yang beririgasi teknis. Di sini peran Badan Koordinasi Antar Daerah (BKAD) dan Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) sangat penting untuk memperkuat efektivitas koordinasi dan kerja sama antar pemerintah kabupaten/kota se-Soloraya. Di sektor industri pengolahan pemerintah kabupaten/kota se-Soloraya perlu mengembangkan kawasan industri terpadu yang mempunyai keterkaitan hulu hilir, dengan membangun infrastruktur dan fasilitas penunjang yang memadai. Untuk menarik investasi di sektor ini perlu menjadi perhatian aspek kecepatan pelayanan dan kejelasan biaya pengurusan perizinan. Sedangkan untuk mengatasi ekspor yang melemah pengusaha diharapkan bisa melakukan diversifikasi pasar ke negara tujuan baru dan optimalisasi penggarapan pasar domestik.

Di sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pemerintah kabupaten/kota se-Soloraya perlu duduk bersama merumuskan destinasi wisata yang terintegrasi, baik untuk wisata belanja, wisata budaya maupun meeting, incentive, convention & exhibition (MICE). Di sini peran Badan Promosi Pariwisata Indonesia Surakarta (BPPIS) sangat penting untuk merumuskan masterplan pengembangan pariwisata yang terintegrasi, sekaligus mengkoordinasikan pemerintah kabupaten/kota dan pelaku bisnis pariwisata se-Soloraya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya