SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pengeroyokan (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, GARUT — Maman, pria 50 tahun, meninggal dikeroyok dan dikubur hidup-hidup di kaki Gunung Cikuray, Kecamatan Cigedung, Kabupaten Garut pada Selasa (21/10/2021). Polisi juga menemukan bekas luka sayatan pada leher Maman.

Kasus kematian Maman terungkap 5 hari setelah kejadian. Polres Garut menerima laporan dari pihak keluarga kehilangan Maman. Polres Garut menyelidiki laporan tersebut hingga menerima informasi pengeroyokan di kawasan Cigedug.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Polisi menemukan jenazah Maman. “Dari sana, tim kami langsung melakukan penyelidikan dan menemukan adanya informasi di kawasan Cigedug,” kata Kapolres Garut, AKBP Wirdhanto Hadicaksono.

Baca Juga : Diduga Curi Sayur, Maman Dihabisi 14 Orang dan Dikubur Hidup-hidup

Jenazah Maman dibawa ke RSUD dr. Slamet Garut. Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi menangkap 14 orang tersangka dalam kasus tersebut. Mereka sudah mendekam di sel tahanan Mapolres Garut.

Kapolres menyebut 14 orang itu memiliki peran masing-masing dalam mengakhiri nyawa Maman. Mulai dari mengeroyok, menggali lubang untuk mengubur Maman hidup-hidup, dan menghabisi nyawa Maman dengan senjata tajam.

Kapolres mengungkap kronologi kejadian. Peristiwa dimulai saat warga memergoki Maman hendak masuk ke salah satu gudang sayuran. Warga menduga Maman hendak mencuri sayur. Alih-alih melaporkan polisi, warga malah main hakim sendiri.

Baca Juga : Sadis! Maman Dikubur Hidup-Hidup di Kaki Gunung

Ancaman Pasal Berlapis

Maman menjadi bulan-bulanan dan dikeroyok sejumlah warga setempat. Wirdhanto mengatakan Maman dikeroyok belasan orang. Bahkan, sejumlah pelaku memakai senjata tajam. “Ada (warga) yang pakai senjata tajam, ada yang mukul,” kata Wirdhanto seperti dilansir Suara.com, Jumat (29/10/2021).

Maman tidak berdaya setelah dikeroyok belasan orang. Kondisi itu justru memicu inisiatif pelaku mengubur Maman. Wirdhanto mengatakan kondisi Maman babak belur, tetapi masih bernyawa. Bahkan, lanjut dia, seorang pelaku melihat jika Maman masih hidup.

Belasan warga menggotong tubuh Maman ke kawasan Blok Waspada Gunung Cikuray. Mereka berjalan sejauh 2 kilometer dari lokasi pengeroyokan sambil membawa korban. “Korban kemudian digotong beramai-ramai ke kewasan Blok Waspada Gunung Cikuray. Kira-kira 2 kilometer dari lokasi,” jelas Wirdhanto.

Baca Juga : Mengerikan, Istri Saksikan Suami Dipenggal Gara-Gara Ilmu Hitam

Sesampainya di Blok Waspada Gunung Cikuray, sejumlah warga mulai menggali lubang. Mereka berniat mengubur Maman yang masih hidup. Mereka memasukkan tubuh Maman yang masih hidup tetapi sudah tak berdaya itu ke liang lahat.

Korban dililit karung sebelum dimasukkan lubang. Seorang warga memutuskan mengakhiri nyawa Maman. Pelaku menyayat leher korban lalu bersama warga lain mengubur Maman. “Saat itu, ada salah satu pelaku yang melihat korban masih bernyawa. Pelaku kemudian turun ke lubang dan menghabisi nyawa korban dengan luka sayatan di leher,” ujar Wirdhanto.

Pelaku dijerat pasal berlapis, yakni terkait pengeroyokan, penganiayaan, pembunuhan dan pembunuhan berencana. “Kami jerat Pasal 170, 351, 338 dan 340 KUHP,” pungkas Wirdhanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya