SOLOPOS.COM - Sang Merah Putih Dikibarkan Setengah Tiang saat Sebagian Jenazah Korban MH17 Diberangkatkan dari Bandara Eindhoven ke Barak Militer di Hilversum, 24 Juli 2014. (JIBI/Solopos/Reuters/Mischa Rapmund)

Solopos.com, KIEV — Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengungkapkan kekhawatirnya Rusia aktif merongrong upaya investigasi tragedi MH17. Padahal, sekitar 80 mayat mungkin masih berada di lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines itu.

Selama empat hari berturut-turut, tim Kepolisian Federal Australia (AFP) tak bersenjata bersama mitra mereka dari Eropa gagal mencapai reruntuhan pesawat karena pertempuran terus berkecamuk di daerah itu antara pemberontak pro Rusia dan pasukan pemerintah. “Kami mendapat dukungan kuat dari Pemerintah Ukraina tapi pertempuran terus terjadi dan tidak ada gencatan senjata,” kata Bishop kepada ABC, Kamis (31/7/2014), “saya khawatir Rusia aktif merongrong proses investigasi.”

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Sementara itu, pemberontak di Ukraina timur dituduh memasang ranjau darat di jalan-jalan menuju lokasi jatuhnya MH17. Juru bicara keamanan Ukraina, Andriy Lysenko, mengatakan ranjau darat separatis tidak memungkinkan tim inspeksi internasional melaksanakan tugasnya.

Bishop mengatakan Ukraina berada di tengah perang penuh, namun ia berusaha mencari ketegasan laporan tersebut.

Di Australia, Perdana Menteri, Tony Abbott, mengumumkan acara perkabungan pada 7 Agustus di Melbourne untuk 38 warga negara dan penduduk tetap Australia yang tewas dalam tragedi MH17.

Abbott mengatakan itu adalah perkabungan lintas agama yang akan diadakan di Katedral St. Patrick.

Sementara itu, Rusia menyerukan resolusi kedua Dewan Keamanan PBB sebelum tim Australia dan pasukan internasional diizinkan ke lokasi bencana MH17.
Charge d’Affaires Rusia di Canberra, Nikolay Nozdrev, mengatakan kepada Fairfax Media, Ukrainalah yang mencegah tim investigasi Belanda-Australia mencapai daerah itu. Rusia menyatakan bekerja sama, tapi Bishop mengatakan Ukraina memberikan dukungan penuh.

Menurut Bishop, Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan berkomitmen untuk memastikan akses ke lokasi, tapi investigasi masih dihambat.
Di sisi lain, Rusia mengirim delegasinya ke Ukraina dalam upaya membedah misteri dibalik jatuhnya pesawat Malaysia Airlines itu.

Pakar penerbangan Rusia dipimpin Oleg Storchevoy dan Wakil Kepala Badan Transportasi Udara Rusia, Rosaviatsia, mengunjungi lokasi kecelakaan pesawat MH17 di Donetsk. “Pakar dari Rusia berniat bertemu kepala komisi investigasi dan menyerahkan semua bahan yang diminta ketua komisi,” kata Rosaviatsia.

Guna melancarkan upaya para pakar untuk menyelidiki kecelakaan pesawat yang menelan 298 korban itu, layanan pers terkait operasi antiteroris Ukraina mengatakan pasukan akan menahan diri dari pertempuran di Donetsk.

Seiring berkobarnya konflik di Ukraina, meruncingnya pula hubungan negara itu dengan Rusia yang dinilai mendukung pemberontak. Negara-negara Barat dan Kiev juga menuding Moscow berada di belakang jatuhnya pesawat MH17 pada 17 Juli lalu. Mereka menuduh pesawat itu jatuh karena tembakan rudal pemberontak yang dipersenjatai Rusia. Meski demikian tuduhan itu dibantah Rusia. (JIBI/Solopos/Detik)

 

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya