SOLOPOS.COM - Orang-orang meletakkan lilin dan bunga di Kedutaan Belanda sebagai tanda simpati untuk para korban pesawat Malaysia Airlines MH17, yang jatuh di Kiev, Ukraina, Kamis (17/7/2014). Pesawat Malaysia Airlines Boeing 777, yang terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur, ditembak jatuh dan menewaskan 295 orang di dalamnya. (JIBI/Reuters/Valentyn Ogirenko)

Solopos.com, KARANGANYAR — Warga Sidorejo RT 011/RW 002, Desa Munggur, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar, menjadi salah satu korban dalam tragedi Pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina, Kamis (17/7/2014) malam. Supartini, 39, menjadi salah satu dari 295 korban MH17 yang dinyatakan tewas.

Keluarga korban, Purwanto mengatakan kepastian informasi sepupunya menjadi korban tewas, diterima sekitar pukul 10.00 WIB, Jumat (18/7/2014). Kepastian itu dikabarkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag, Belanda melalui sambungan telepon.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya tahu kejadian jatuhnya pesawat Kamis malam sekitar pukul 00.00 WIB di televisi. Sebelumnya sudah dikabari kalau sepupu saya [Supartini] naik pesawat itu, lantas saya mengecek ke rumah orang tuanya,” jelas dia, ditemui wartawan di rumah orang tua Supartini, Jumat siang.

Purwanto mengatakan kali terakhir berkomunikasi dengan Supartini pada Kamis siang via Facebook. “Sebelum naik pesawat, dia juga sempat mengunggah foto tiket dan foto dirinya akan menaiki pesawat. Karena itu saat saya menonton berita, saya tambah yakin sepupu saya turut menjadi korban,” imbuh dia.

Kepulangan anak pertama pasangan Harto Wiyono dan Sriyatun itu, sambung dia, adalah kali pertama sejak merantau ke Belanda sejak 3,5 tahun silam. Bersama dua saudara kandungnya, ia bekerja di sektor informal rumah tangga.

Kedua saudara Supartini pada lebaran tahun ini, juga dijadwalkan mudik untuk bertemu keluarga. Namun mereka bertiga tidak pulang bersamaan, lantaran musti mengurus administrasi terlebih dahulu. “Adiknya Murtini, pulang lebih dahulu pada Rabu (16/7/2014) menggunakan jasa penerbangan Singapore Airlines. Adiknya yang satu lagi, Paryati saat ini baru perjalanan ke Indonesia dengan pesawat Emirates Airlines, dan tiba di Solo, Sabtu (19/7/2014),” tutur Purwanto.

Dikatakan lebih lanjut, KBRI Belanda bersedia menanggung keseluruhan biaya pengiriman jenazah Supartini. Ia berharap kondisi ibu beranak satu itu, masih dalam kondisi utuh. “Kalau sudah tidak dikenali, kami diberi opsi untuk tes DNA. Entah salah satu orang tua Supartini yang berangkat ke Belanda, atau DNA-nya yang dikirim ke sana,” pungkas dia.

Orang tua Supartini, Harto Wiyono, enggan berkomentar banyak. Ia hanya berharap jenazah putrinya segera dibawa pulang ke Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya