SOLOPOS.COM - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki, saat berkunjung ke sentra pengolahan tebu menjadi gula cair di Bener RT 002/RW 003, Desa Malangjiwan, Kecamatan Kebonarum, Jumat (9/4/2021). Produksi gula cair dipasarkan di berbagai daerah di Tanah Air. (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki berkunjung ke sentra pengolahan tebu menjadi gula cair di Bener RT 002/RW 003, Desa Malangjiwan, Kecamatan Kebonarum, Jumat (9/4/2021) pukul 09.30 WIB.

Rencana pengembangan prototipe pengolahan gula cair di Malangjiwan untuk memenuhi kebutuhan gula nasional yang mencapai 5,1 juta ton dalam rangka mendukung swasembada gula pada waktu mendatang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Teten Masduki beserta rombongan Bupati Klaten, Sri Mulyani, saat ke Malangjiwan, Kebonarum. Mereka berkunjung ke tempat pengolahan tebu menjadi gula cair milik warga desa Malangjiwan, Joko Budi Wiryono.

Teten melihat sekaligus mendengarkan penjelasan singkat terkait prototipe pengolahan gula cair milik Joko Budi Wiryono. Dia mendorong pengembangan usaha tersebut agar nantinya Indonesia bisa mencapai swasembada gula.

"Pak Joko ini punya ide besar berupa alih fungsi dari gula pasir ke cair. Jika ini dikembangkan [ prototipe pengolahan gula cair ] akan menghasilkan 8,4 juta ton. Padahal, konsumsi gula nasional hanya 5,1 juta ton. Bahkan bisa ekspor seperti era 1930-an. Dengan teknologi pengolahan gula cair ini bisa mencapai swasembada gula," kata Teten kepada wartawan di Malangjiwan, Kebonarum, Klaten, Jumat (9/4/2021).

Usaha pengolahan gula milik Joko Budi Wiryono mampu memprodusi gula cair sebanyak satu ton sehari. Harga prototipe gula cair ini sama dengan gula kristal. Satu kilogram senilai Rp12.500.

"Terkait pemasaran, kami sudah menjalin kerja sama dengan toko modern dan lainnya," kata Joko.

Kepala Desa (Kades) Malangjiwan, Suprianto, mengatakan pemdes mendukung penuh pengembangan usaha prototipe gula cair. "Di Malangjiwan itu tadinya ada petani tebu. Sekarang sudah tidak ada. Kemarin pun kami sudah berkoordinasi dengan Papdesi agar mendukung penuh penanaman tebu," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya