SOLOPOS.COM - Barang dagangan di kawasan yang dikenal sebagai distro senggek di Purwosari, Solo, Selasa (4/2/2020). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO -- Rintik hujan menemani aktivitas pedagang mendirikan tenda dan menata berbagai barang di jalur pedestrian sisi selatan Jl. Slamet Riyadi, Purwosari, Solo, Selasa (4/2/2020) sore.

Malam itu adalah malam terakhir bagi para pedagang berjualan di lokasi yang dikenal dengan sebutan Distro Senggek tersebut. Puluhan pedagang pakaian, aksesori, dan kuliner biasa mendirikan bangunan mulai pukul 17.00 WIB dan membongkar tenda pukul 22.00 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti yang dilakukan Sardianto, 53, yang tetap menata topi, tas pinggang, dan ikat pinggang di antara pintu besi pertokoan. Baru sekitar 10 menit menata tas datang seorang pembeli, Yunus, 54, melihat-lihat tas biru seharga Rp55.000.

Kawasan Purwosari Solo Ditutup, Bagaimana Dengan Penumpang KAI?

Ekspedisi Mudik 2024

Yunus mencoba tas biru dan langsung tertarik lalu membayarnya. "Belanja di sini lebih murah daripada di toko. Kacek [selisih] lah," kata warga Laweyan tersebut kepada Solopos.com.

Tak lama kemudian terdengar percakapan dua pedagang. Mereka bercakap di tengah kesibukan mendirikan tenda.

"Yo. Sek semangat yo sing jualan. Malam terakhir," kata pedagang yang bernama Sibur.

"Malam ini, malam terakhir bagi kita," sahut Heri sambil berdendang.

Sementara Sardianto dan Yunus yang sudah selesai bertransaksi saling bercakap mengenai aktivitas pasar yang segera tutup karena terdampak proyek flyover Purwosari. Pelaksanaan proyek memaksa Pemerintah Kota Solo memindahkan PKL berjualan di bekas SPBU Jongke.

Lagi Hamil, Peserta CPNS 2019 Ini Kontraksi Saat Tes SKD

"Besok sudah pindah, Pak?" tanya Yunus kepada Sardianto.

"Iya. Tadi sudah lihat lahan baru," jawab Sardianto dengan tenang.

Sardianto sudah berjualan di tempat itu sejak 33 tahun lalu. Banyak suka duka yang ia alami selama berdagang di jalur pedestrian. "Dukanya kalau digusur," kata dia sambil tersenyum.

Ia mengaku bisa memperoleh omzet jutaan rupiah per hari ketika tanggal muda di pasar tersebut. "Omzetnya naik turun. Kalau sepi Rp500.000. Kalau tanggal muda bisa Rp1,5 juta," katanya.

Bakul Ondhe-Ondhe Dibacok Dan Dirampas Motornya di Gatak Sukoharjo

Ia sudah membeli tenda yang akan dipakai untuk berjualan di tempat yang baru sejak tiga hari lalu. Pemkot Solo menyediakan lahan dan akses listrik bagi para pedagang.

"Kalau sudah mendapatkan tempat ya jangan dipindah-pindah lagi. Besok saya libur satu dua hari dulu untuk persiapan," ujarnya.

Ketua Paguyuban PKL Purwosari, Budiono, 65, menjelaskan mayoritas pedagang Distro Senggek menjual pakaian. Para pedagang yang rata-rata memiliki stok enam besek besar menyimpan barang dagangan mereka di Pasar Purwosari.

Sakral & Dingin, Tak Semua Orang Kuat Bertapa di Pertapaan Pringgodani Karanganyar

"Kami berharap Pemkot Solo menyediakan gudang untuk menyimpan barang dagangan di tempat baru nanti," ujarnya.

Dia menjelaskan mengangkut barang dagangan dari Pasar Purwosari ke lokasi baru membutuhkan biaya transportasi. Sementara para pedagang sudah memiliki beban satu sampai dua karyawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya