SOLOPOS.COM - Jokowi-Foke (Foto: Dokumentasi)

Jokowi-Foke (Foto: Dokumentasi)

JAKARTA–Debat calon Gubernur DKI Jakarta putaran kedua sudah digelar dengan penyelenggara KPD DKI Jakarta dan disiarkan langsung oleh Jak TV, Jumat (14/9/2012) malam. Adapun, debat final sebelum pemilihan gubernur akan digelar oleh Metro TV Minggu (16/9/2012) pukul 19:00 WIB.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Hal tersebut diungkapkan televisi swasta itu dalam akun twitternya, @Metro_TV: “The Final Round! Debat Resmi Cagub DKI Jakarta, Foke VS Jokowi, Minggu 16 Sep jam 7 malam, Live & Eksklusif di @Metro_TV.

Suasana debat kandidat pemilu calon gubernur dan wakil gubernur yang diselenggarakan KPUD DKI Jakarta menghangat, menyusul sikap emosional cagub nomor urut satu, Fauzi Bowo dalam menanggapi jalannya acara.

Ekspedisi Mudik 2024

Untuk melihat debatnya secara lengkap, silakan klik website Youtube di link http://www.youtube.com/watch?v=Xeplwq-p4G8.

Hal itu diperlihatkan Foke ketika harus berhadapan satu persatu dengan Jokowi, sesuai arahan penyelenggara. Mereka pun dikasih waktu tiga menit untuk debat, namun Foke lebih banyak memakan waktu.

Foke bahkan bereaksi ketika sedang berbicara, dipotong oleh pembawa acara. Sontak Foke pun berkomentar. “Saya belum selesai bicara, this is my show!” Waktu itu sebenarnya, pembawa acara memberi waktu untuk Jokowi memberikan tanggapan.

Apa yang disampaikan Foke karena ingin meluruskan data bahwa pemerintahannya sudah berkomitmen pada good governance, dan meminta Jokowi tidak mengandalkan informasi yang tidak benar bahwa dalam laporan PPATK, DKI terkorup.

Pada acara itu, Adu argumen kembali terjadi antara Fauzi Bowo (Foke) dengan Joko Widodo (Jokowi) menginterupsi kalimat Foke sebelumnya yang mengatakan di Jakarta tidak ada konflik sosial.

“Di Ampera yang mati. (Tragedi) Mbah Priuk, Taman Palem (konflik ormas) mati (meninggal) dua. Tawuran pelajar. Ini sangkut keamanan,” ujar Jokowi.

“Kedua, masalah trasportasi di malam hari. Hampir tiap bulan (penumpang) numpang taksi kena masalah,” ujar pria yang masih menjabat Walikota Solo tersebut.

Apa kata Foke? Calon incumbent tersebut mengatakan itu adalah kasus. Bukan sistem. “Bicara kasus dengan sistem beda. Kasus akan selalu ada. Sistemnya mengurangi. Tidak ada konflik yang menghentikan kegiatan Jakarta. Jakarta beda dengan yang lain,” balas Foke.

Pendapat tersebut langsung disambar Jokowi. Jika sistemnya bagus, maka kasus kekerasan atau konflik tidak akan ada. “Perbaikan saya sependapat. Kita jaga keamanan bersama-sama dan yang penting warga memahami. Selesai,” balas Foke.

Pasangan Foke-Nara menjadikan kata “fitnah” sebagai kata kunci untuk melemahkan argumen atau pernyataan Jokowi dan Ahok dalam acara Debat Kandidat Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua.Dalam acara yang disiarkan langsung Jak-TV itu, Foke melontarkan soal itu saat Jokowi berbicara soal angka kemiskinan.

Hal yang sama dinyatakan Nara saat menanggapi pernyataan Ahok soal pemerataan pendidikan di Jakarta. “Kalau bicara harus ada datanya, jangan fitnah Pak Ahoook…” ujar Nara dengan nada suara memanjang saat menyebut nama Ahok.

“Ini ada datanya,” ujarnya Ahok sambil terkesan menahan tawa. Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama menyoroti soal masih adanya anak-anak yang tidak bisa menikmati pendidikan, sementara di sisi lain ada anak-anak yang justru bisa menikmati sekolah dengan fasilitas yang bagus.

Sementara Nara mengatakan soal angka kelulusan di Jakarta yang relatif bagus. Acara Debat Kandidat Putaran Kedua Pilkada DKI, yang dibatasi waktu membuat para petarung kadang diuntungkan dan kadang dirugikan bel.

Itu pula yang dialami Foke. Jika saat membahas tema kemiskinan Foke mendapat berkah saved by the bell, maka saat membicarakan tema keamanan Jakarta ia malah terganjal bel.

Kejadian ini bermula dari kritik Jokowi atas pernyataan bahwa di Jakarta tidak ada konflik. Menurut Jokowi, kejadian di Ampera, kasus Mbah Priok, tawuran anak sekolah, justru menunjukkan bahwa konflik di Jakarta memang ada.

Belum lagi Foke memberi tanggapan, bel sudah memberi isyarat agar perdebatan di antara mereka beralih ke tema lain. Beruntung pada sesi selanjutnya, Foke tidak disemprit moderator saat menjelaskan bahwa yang ia maksud sebagai tidak ada konflik adalah bahwa tidak ada konflik yang membuat sistem di Jakarta tidak berjalan.

Panelis yang hadir menambahi bahwa seringkali masalah yang harus dihadapi pemerintah provinsi DKI Jakarta beririsan dengan masalah pemerintah pusat, sehingga pemprov DKI mengalami kesulitan. “Kasus Mbah Priok itu adalah kepentingan yang lebih besar,” ujar Foke menimbrung.

Namun, Jokowi mengejar pernyataan itu, “maka masalahnya adalah komunikasi.” Menurut Foke harus ada pembicaraan yang baik antara pemerintah provinsi dengan pemerintah pusat.

Lebih jauh, Jokowi mengatakan bahwa ketika ada masalah seperti kasus Mbah Priok dan tawuran pelajar itu harus menjadi kewajiban pemerintah provinsi untuk mengatasinya. “Teng…teng…” bel berbunyi, dan Foke pun tak bisa membalas pernyataan Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya