SOLOPOS.COM - Ilustrasi misa suran di Gua Maria Kerep Ambarawa, Kabupaten Semarang. (domuspacispuren.blogspot.co.id)

Malam 1 Sura ditandai dengan misa suran di Gua Maria Kerep, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jateng.

Semarangpos.com, UNGARANG — Ribuan umat Katolik mengikuti misa syukur menyambut tahun baru dalam kalender Jawa atau malam 1 Sura 1951 di tempat peziarahan Gua Maria Kerep, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah Rabu (20/9/2017). Kegiatan yang lazim disebut misa suran itu dipimpin Uskup Agung Monsinyur Robertus Rubiyatmoko.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tema ibadat malam 1 Sura 1951 atau dalam kaleder Masehi bertepatan dengan 21 September 2017 yang diselenggarakan Komunitas Doa Kami Semarang bekerja sama dengan Pengelola Gua Maria Kerep, Ambarawa itu, adalah “Melalui Budaya Jawa Membangun Peradaban Kasih”. Misa suran itu berlangsung khidmat diiring lagu-lagu rohani dengan musik karawitan itu berlangsung hingga menjelang tengah malam itu.

Dalam melaksanakan kegiatan itu, Uskup Agung Semarang Monsinyur Rubi, tampak didampingi sejumlah imam, seperti Romo Robertus Saptaka Pr., Romo Ignatius Aria Dewanto S.J., dan Romo Ignatius Triatmoko MSF. Monsinyur Rubi dalam kesempatan itu mengemukakan pentingnya umat Katolik menapaki tahun-tahun ke depan dengan semangat baru dan makin kuat dalam beriman kepada Tuhan.

“Malam ini, kami sebagai orang yang menghidupi budaya Jawa bersyukur karena bisa berkumpul, berterima kasih kepada Allah atas anugerah sepanjang tahun. Tuhan mendampingi kami terus menerus. Malam 1 Sura ini kita memaknai sebagai orang yang menghidupi budaya Jawa, agar bisa menapaki tahun depan dengan suka cita,” kata Monsinyur Rubi saat berkhutbah.

Diingatkannya, tahun baru identik dengan semangat baru umat untuk mulai menjalani pola kehidupan baru yang lebih baik. “Kebaruan ini cocok dengan perayaan malam tahun baru, Sura. Kita ingin memperbarui diri, hidup menjadi baru, supaya hidup berpadanan dengan panggilan sebagai murid-murid Tuhan,” ujarnya sebagaimana dipublikasikan Kantor Berita Antara, Kamis (21/9/2017).

Ia juga mengemukakan pentingnya umat menjalani kehidupan dengan sikap rendah hati, lemah lembut, dan sabar, serta selalu bersedia membantu orang lain agar terwujud kehidupan bersama yang damai, padu, dan bersatu. Umat Katolik juga didorong uskup yang juga pemimpin gereja Katolik di sebagian wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu, untuk mempererat pergaulan dengan masyarakat sekitarnya.

“Orang Katolik harus serawung [bergaul] dengan tetangga, serawung satu sama lain dan mengupayakan hidup bersama yang padu dan damai. Ora gampang [Tidak mudah], tetapi dengan pertolongan Tuhan, kita mampu menjadi pijar-pijar cahaya untuk kedamaian,” katanya.

Sebelum menutup misa di tempat yang kondang sebagai tujuan wisata religi di Kabupaten Semarang tersebut, Uskup Rubi memberkati air yang telah dikemas dalam ribuan botol ukuran kecil untuk kemudian dibagi-bagikan kepada umat. Setelah perayaan itu, umat bersama-sama menyantap menu tradisional umat Katolik saat menggelar ritual di Gua Maria Kerep setiap malam 1 Sura yang mereka sebut dengan nama bubur sura.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya