SOLOPOS.COM - Warga berebut air dan bunga jamasan pusaka saat prosesi kirab 1 Sura mengelilingi kompleks Pura Mangkunegaran, Solo, Minggu (2/10/2016). Kirab pusaka yang dilepas oleh KGPAA Mangkunegoro IX tersebut digelar untuk memperingati malam satu sura tahun baru Islam 1438 H. (Ivanovic Aldino/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Pura Mangkunegaran Solo akan menyelenggarakan Kirab Pusaka Dalem untuk menyambut datangnya tahun baru Jawa 1 Sura Ehe 1956 pada Jumat (29/7/2022) hingga Sabtu (30/7/2022). Kirab akan diawali prosesi permohonan izin kepada KGPAA Mangkunegoro X.

Dari siaran pers yang diterima , iring-iringan kirab akan berlangsung mulai pukul 19.00 WIB dengan rute awal dari Gerbang Utama Pura Mangkunegaran di Jl. Ronggowarsito. Sesampai Simpang Empat Atria, rombongan berbelok ke utara lewat Jl. Kartini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selanjutnya mereka melintasi Jl. RM Said, Jl. Teuku Umar, dan kembali ke Pura Mangkunegaran lewat Pintu Utama. Rombongan kirab akan dipimpin oleh KRMH Roy Rahajasa Yamin yang bertindak sebagai cucuk lampah, dan diikuti anggota keluarga, kerabat dan abdi dalem.

Ada juga beberapa tamu undangan dan masyarakat umum dalam iring-iringan kirab itu. Sebagai rangkaian kegiatan menyambut tahun baru Jawa tidak hanya dilakukan Kirab Pusaka Dalem. Ada juga prosesi semedi yang dilakukan di Pendapa Agung dan Paringgitan.

Prosesi tersebut akan dilangsungkan hingga Sabtu dini hari atau 1 Sura. Yang menarik, selama prosesi Kirab Pusaka Dalem, seluruh peserta tidak dibolehkan memakai alas kaki dan berbicara. Hal itu bermakna manusia selalu berhubungan dengan bumi dan Tuhan.

Baca Juga: Malam 1 Sura, 20 Sukarelawan Siaga di 4 Pos Gunung Lawu Cemarakandang

Dalam konteks itu, manusia berhubungan dengan bumi dan berbakti kepada Tugan yang Maha Kuasa dalam keadaan suci. Prosesi itu juga sebagai bentuk penguasaan diri agar tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain. Sedangkan semedi sebagai bentuk introspeksi diri.

Manusia mengingat kembali sejati dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dan sebagai bentuk kewaspadaan dari segala bentuk godaan maupun perbuatan buruk. Peserta Kirab dan semedi dari kerabat, undangan dan masyarakat, harus memakai pakaian Jawa Lengkap.

Pakaian itu dengan warna dasar cemeng (hitam) dhuwungan untuk laki-laki, serta pakaian Jawa nyammpingan ukel tradisi Jawa cunduk penyu bagi perempuan. Selain Pangeran dan Bupati Sepuh, tak dibolehkan memakai pakaian batik motif parang, lereng dan beludru.

Baca Juga: Yang Unik di Kirab Malam 1 Sura Solo, Laku Bisu hingga Aturan Pakaian

Seluruh peserta diminta sudah berkumpul di Pura Mangkunegaran pada Jumat pukul 18.00 WIB. Informasi lain bisa dicek di medso Instagram @puramangkunegaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya