SOLOPOS.COM - Umat Kelenteng Tien Kok Sie melepas burung pada Pao Oen menjelang Imlek 2023 di dekat Pasar Gede, Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Solo, Minggu (8/1/2023) pagi. (Solopos/Putut Hartanto)

Solopos.com, SOLO — Rangkaian perayaan menyambut Tahun Baru Imlek 2023 di Kelenteng Tien Kok Sie dekat Pasar Gede Solo diawali dengan ritual Pao Oen, Minggu (8/1/2023) pagi. Pao Oen adalah ritual penolak bala dan memohon pengampunan bagi umat Konghucu, Buddha, dan Taoisme.

Pada ritual tersebut, umat tiga agama itu berkumpul untuk bersembahyang atau berdoa di kelenteng. Setelah itu dilanjutkan dengan menerbangkan burung dan melepas ikan lele ke air. Jumlahnya berbeda-beda tiap tahunnya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Berdasarkan catatan Solopos.com, pada perayaan Tahun Baru Imlek 2020 lalu, umat Kelenteng Tien Kok Sie melepas 999 burung pipit dan 999 ikan lele. Ketua Yayasan Kelenteng Tien Kok Sie, Sumantri Dana Waluyo, kala itu mengatakan tidak ada alasan khusus kenapa memilih angka 999.

Hanya, menurut Sumantri, 999 merupakan angka terbanyak. Sedangkan pada ritual Pao Oen perayaan Tahun Baru Imlek 2023 ini, umat Kelenteng Tien Kok Sie melepas 888 ekor burung pipit serta melepas 888 ikan lele ke sungai.

Angka 888 dipilih karena diyakini melambangkan harapan yang tak pernah putus. “Harapannya, doa yang disampaikan tidak putus,” kata Sumantri, Minggu (8/1/2023).

Dari pantauan Solopos.com, Pao Oen pada Minggu itu dimulai dengan rangkaian ibadah yang dipimpin Bhante Matra Maitri Mahastavira dari Jakarta Utara sekitar pukul 08.00 WIB. Mereka membaca doa-doa Nien Ching.

Selanjutnya umat istirahat sejenak sebelum kembali berdoa pukul 10.00 WIB. Setelah itu, ratusan burung pipit dalam kandang dilepaskan sekitar pukul 10.30 WIB.

Mendapatkan Karma Baik

Setelah melepas burung, mereka melakukan ritual lagi sebelum melepas ikan lele 888 ekor serta memotong rambut untuk membuang sial. Sumantri Dana Waluya menjelaskan ritual Pao Oen menjelang Perayaan Tahun Baru Imlek 2023 dilakukan supaya umat mendapatkan karma baik.

Terutama untuk umat yang shionya atau zodiak China yang bertentangan dengan kelinci. “Berharap mendapatkan karma baik, segala pertentangan ciong bisa tersingkirkan,” jelasnya.

Sumantri menjelaskan melepas burung dan ikan saja tidak cukup untuk mendapatkan karma. Umat tetap harus berbuat baik setiap hari untuk mendapatkan karma baik.

Menurut Sumantri, makhluk hidup yang dilepas seharusnya dari udara, darat, dan air. Makhluk hidup darat tidak dilakukan sebab bisa saja ditangkap orang lalu dipotong. 

Setelah melepas burung dan ikan, ada ritual potong rambut yang bertujuan membuang sial. “Ada umat yang tidak bisa hadir namun namanya dibacakan,” ungkapnya.

Perayaan Tahun Baru Imlek di Solo tahun ini diramaikan dengan Grebeg Sudiro yang diisi banyak agenda. Puncaknya pada malam Tahun Baru Imlek, Sabtu (21/1/2023), akan ada pesta kembang api selama 20 menit di kawasan Pasar Gede Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya