SOLOPOS.COM - Sugeng Riyanto, Wakil ketua DPRD Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo di bawah kepemimpinan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka mendapat kritikan pedas terkait pola komunikasi dengan masyarakat yang dinilai kurang baik. Pemkot dan Gibran diminta memperbaiki pola atau gaya komunikasi mereka kepada masyarakat agar program-program yang dibuat bisa berjalan baik.

Sejumlah kendala atau permasalahan yang muncul terkait program yang akan dijalankan beberapa waktu terakhir dinilai karena gaya komunikasi Pemkot Solo yang kurang baik. Wakil Ketua DPRD Solo, Sugeng Riyanto, menyampaikan pendapat tersebut, Selasa (15/2/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut politikus PKS itu, ada beberapa program Pemkot yang tak berjalan dengan baik. Di antaranya rencana pembangunan Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) di kawasan Pasar Mebel Gilingan, Banjarsari. Program tersebut ditolak mayoritas pedagang.

Baca Juga:Sentra IKM Diprotes, Gibran Janji Temui Bakul Pasar Mebel Gilingan Solo

“Penolakan-penolakan ini kan tidak perlu jika Pemkot bagus dalam berkomunikasi. Itu kan tak serumit persoalan pemidahan PKL Banjarsari di era Pak Jokowi. Saat itu clear tanpa ekses. Ini [Pasar Mebel Gilingan] jauh lebih sederhana, jumlahnya juga sedikit,” ujarnya.

Sugeng juga menyoroti penolakan sejumlah pemilik toko terkait rencana penataan Jl Gatot Subroto (Gatsu). Ia menduga berbagai gejolak itu muncul disebabkan pola komunikasi Pemkot Solo dan Gibran yang kurang bagus. Ke depan pola komunikasi semacam ini harus dibenahi.

“Ini preseden tak baik. Pola komunikasi harus benar-benar didandani. Masyarakat sebetulnya hanya belum paham secara utuh apa yang dimaui Pemkot, dan sebaliknya. Intinya faktor komunikasi. Kalau tak diperbaiki, ke depan akan muncul gejolak yang sama,” katanya.

Baca Juga: Cara Elegan Pedagang Pasar Mebel Sampaikan Kritik Sosial kepada Gibran

Usia Muda

Politikus dari Daerah Pemilihan (Dapil) V Solo yang meliputi Kecamatan Jebres itu mengingatkan pentingnya prinsip memanusiakan manusia. Dalam konsep tersebut, pemerintah melibatkan masyarakat dalam setiap programnya, melalui komunikasi yang baik.

“Saya sarankan Pemkot, Wali Kota terutama, bangunlah komunikasi yang baik. Prinsip nguwongke uwong masih relevan. Menjadikan mereka objek, bahkan subjek pembangunan merasa di-uwongke, dilibatkan, diajak omong, aspirasi didengar dan dipenuhi,” urainya.

Disinggung usia Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yang masih terbilang muda, Sugeng menilai hal itu tak bisa menjadi alasan memaklumi pola komunikasi yang buruk. “Apa pun beliau tak sendiri, ada stakeholders mem-backup semua kebijakan. Saya kira itu tak bisa menjadi alasan,” tegasnya.

Baca Juga: Wali Kota Solo Gibran Sebut Banyak Wali Murid Lebih Pilih PTM

Sugeng menyatakan saat ini partainya sedang membuat kajian tentang kinerja satu tahun pertama Gibran Rakabuming sebagai Wali Kota Solo. Dalam momentum satu tahun kepemimpinan Gibran, Februari 2022, Fraksi PKS (FPKS) DPRD Solo akan memberi penilaian.

Terpisah, Gibran saat diwawancarai wartawan di Gedung DPRD Solo, Senin (14/2/2022), menyerahkan penilaian kinerjanya kepada masyarakat. “Kalau evaluasi biar warga saja. Yang jelas PR saya memang masih banyak banget yang belum tergarap,” akunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya