SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Para siswa SMA di Solo menilai Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 bakal lebih sulit karena menerapkan soal higher order thinking skills (HOTS).

Hal itu disampaikan Ketua Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Sutarno. Dia juga mengatakan SBMPTN 2019 menerapkan sistem yang terbaru.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada 2018 lalu, peserta mendaftar di perguruan tinggi kemudian mengikuti tes. Sebaliknya pada 2019, peserta ikut tes lebih dahulu, mendapat hasil tes, kemudian mendaftar di perguruan tinggi pilihan. “Sekarang tes dulu baru nilai keluar. Dengan nilai tersebut peserta mendaftar di perguruan tinggi pilihan,” ujar dia kepada reporter Solopos.com, Tamara Geraldine, Kamis (24/1/2019).

Tes diselenggarakan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Pendaftaran Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) SBMPTN pada 1 Maret–1 April. “Kemudian pelaksanaan UTBK pada 13 April sampai 26 Mei dan pengumuman paling lambat 10 hari setelah tes,” jelas dia. Peserta bisa memilih tempat tes. Mereka mendapat kesempatan dua kali untuk mengikuti tes dengan biaya Rp 200.000 setiap tes.

“UTBK diselenggarakan 10 hari. Setiap hari dibuka dua sif, tiap Sabtu dan Minggu. Waktunya bebas, yang penting ketika daftar sudah jelas mau ikut satu kali atau dua kali. Yang diambil nilai terbaik,” kata dia.

Terkait soal tes, Sutarno mengaku tingkat kesulitan soal berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sistem baru ini menerapkan soal HOTS. UNS akan menerima 6.445 mahasiswa baru pada tahun ini. Perinciannya dari jalur SNMPTN minimal 30 persen, jalur SBMPTN minimal 50 persen, dan jalur mandiri maksimal 20 persen.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, penerapan soal dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS pada Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun lalu meninggalkan keluh kesah para pesertanya.

Mega Mahardika, 19, alumnus Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Solo yang baru lulus tahun lalu mengatakan tingkat kesulitan UNBK lebih tinggi dibandingkan SBMPTN.

“Waktu itu UNBK standarnya tinggi. Dengan HOTS banyak yang siswa enggak lolos karena nilainya di bawah KKM [Kriteria Ketuntasan Minimal],” ujar dia.

Mega minta soal HOTS dipelajari dalam pelajaran sehari-hari. Level soal HOTS berbeda dibandingkan pelajaran di sekolah. “Soal HOTS itu memang belum pernah didapatkan waktu pelajaran. Kalau SBMPTN menggunakan itu ya kasihan, akan banyak siswa gagal,” ujarnya.

Siswa Kelas XII IPS SMAN 2 Solo, Larissa Ambarwati, mengatakan masih belum mempelajari soal SBMPTN. “ Belum belajar, ini mau ngejar belajar pas UNBK. Ya kalau SBMPTN pakai sistem HOTS Bismillah saja,” ujarnya di halaman SMAN 2 Solo.

Soal HOTS yang sulit, menurut Larissa, belum pernah ia bayangkan saat duduk di Kelas XI.  “Banyak kakak kelas yang bilang itu soal tingkat dewa. Katanya soal matematikanya rumit,” ujar dia.

Pada laman Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud terdapat layanan simulasi soal kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS yang bisa diakses melalui http://118.98.227.194/simulasi/question.html . Pada simulasi tersebut tersedia empat unit soal, yakni matematika, membaca, sains, dan finansial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya