SOLOPOS.COM - Ilustrasi pandemi Corona. (Detik.com)

Solopos.com, SOLO -- Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Solo mencatat lonjakan kasus cukup signifikan dalam tiga hari, Selasa-Kamis (5-7/1/2021).

Kumulatif kasus hingga Kamis (7/1/2021) mencapai 5.535 orang atau bertambah 402 dari data Senin (4/1/2021). Perincian 5.535 kasus itu, 3.694 sembuh, 1.264 isolasi mandiri, 292 rawat inap, dan 285 orang meninggal dunia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengaku lonjakan kasus terus terjadi sejak September hingga saat ini. Penambahan dalam sehari yang semula satu digit terus stabil di angka dua digit kemudian di atas seratusan orang atau tiga digit.

Kasus Covid-19 Klaten Tambah 20 Dalam Sehari, Pasien Sembuh Tambah 21 Orang

Dengan catatan terbaru tersebut, jumlah kasus positif Covid-19 aktif Kota Solo mencapai 28,1%. Dari jumlah itu, pasien yang menjalani rawat inap sebanyak 18,7%.

Sedangkan, case fatality rate (CFR) atau angka kematiannya mencapai 5,1%. CFR tersebut lebih tinggi dari nasional yang berada pada angka 3%.

Ahyani menyetujui rencana pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dari pemerintah pusat. PSBB ia harapkan mampu menekan laju persebaran virus penyebab Covid-19.

Waduh, Ruang Isolasi Covid-19 RS Kota Solo Tinggal Tersisa 174 Bed

Terlebih, masyarakat semakin abai menerapkan protokol kesehatan dan jumlah kasus Covid-19 Kota Solo terus meningkat. Bahkan jumlah warga yang mengajukan izin hajatan melebihi kapasitas.

Surat Edaran

"Makanya PSBB saya harapkan bisa bikin mereka berpikir ulang. Kami setuju adanya pembatasan waktu operasional, tapi kami tunggu detailnya karena masih beberapa hari lagi,” ucap Ahyani.

Sekretaris Daerah (Sekda) Solo itu menyebut Surat Edaran (SE) yang berlaku hingga 21 Januari mendatang bisa dikoreksi atau dicabut saat PSBB berlangsung.

PSBB Hanya Batasi Kerumunan, Warga Solo Diminta Tak Usah Khawatir

Satgas bakal membahas lebih detail ihwal potensi kerumunan pada bagian mana saja yang memungkinkan penularan dan menambah kasus Covid-19 Kota Solo. “Kerumunan apa, kegiatan apa, kami pernah rapat soal ini. Saat ini kita tinggal menunggu,” katanya.

“Kami sudah merekrut sukarelawan pemulasaran jenazah untuk menghadapi kasus kematian yang tinggi. Kalau awal pandemi dulu sering tidak ada kematian dalam sehari. Sekarang hampir setiap hari ada,” ucap Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo.

Rudy, sapaan akrabnya, menyebut pelaksanaan PSBB membutuhkan koordinasi seluruh kepala daerah Soloraya. Koordinasi juga melibatkan Gubernur Jawa Tengah agar kebijakan tersebut lebih bersinergi. Kepala daerah se-Soloraya wajib kompak agar pembatasan sosial berhasil menekan persebaran virus SARS CoV-2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya