SOLOPOS.COM - Mi Aceh (JIBI/SOLOPOS/Ahmad Hartanto)

Mi Aceh (JIBI/SOLOPOS/Ahmad Hartanto)

Masyarakat Aceh dan Melayu memang menggilai kopi dan betah berlama-lama di kedai. Seperti yang diceritakan Andrea Hirata dalam novelnya. Bayangkan saja seperti gandrungnya warga Solo dan sekitarnya dengan angkringan atau hik. Namun ada satu lagi yang sangat lekat di kebiasaan warga Aceh, yaitu menikmati mi khas Aceh yang memiliki rasa pedas dengan kombinasi daging sapi. Kuliner Aceh memang dikenal pedas, tak terkecuali minya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Di Aceh, makan mi seperti orang Solo makan soto,” kata pemilik RM Mie Aceh, Nur Aini, yang membuka usaha di Jl Slamet Riyadi, Kartasura.

Saat ditemui Espos di rumah makannya, Kamis (1/3) malam, Nur Aini beserta suaminya melayani para konsumen yang datang tak berjeda. RM Mie Aceh buka pukul 15.00 hingga 23.00 WIB. Pelanggannya sebagian besar masyarakat sekitar yang enjoy dengan mi yang memiliki rasa pedas. Menu ini biasa disantap untuk makan malam.

Ekspedisi Mudik 2024

Bahkan saking sukanya orang Aceh dengan mi, mereka biasa menikmati mi saban hari di setiap kesempatan. Tidak hanya untuk menu makan malam. Seperti yang disampaikan Nur Aini, yang mengaku tak bosan-bosannya menikmati mi untuk memenuhi kebutuhan kalori dan energi. “Saya asli Aceh, di sini setiap hari saya makan mi, saya tidak bosan,” katanya dengan logat yang khas.

Mi sudah menjadi bagian dari kebiasaan dan budaya masyarakat Aceh. Mi khas Aceh berbahan dasar tepung terigu, diproses tanpa bahan pengawet sehingga selalu baru. Diameter mi yang lebih besar daripada mi kemasan pabrik yang biasa disajikan pada mi ayam. Teksturnya lebih kenyal dan lembut saat dikunyah. “Bumbunya juga kami membuat sendiri,” imbuh dia.

Untuk menyesuaikan dengan lidah Jawa yang serba cukup, cukup manis dan cukup pedas, kadar pedas yang disajikan diturunkan.

Mi ini juga menggunakan sayuran seperti sawi dan daun bawang. Namun yang membedakan adalah menggunakan daging sapi potongan dadu sebagai pelengkap gurihnya mi. Berbeda dengan mi khas daerah lain yang menggunakan aneka ragam hayati laut seperti udang dan cumi. Mi ini biasa didampingi irisan ketimun, irisan bawang merah dan emping.

 

JIBI/SOLOPOS/Ahmad Hartanto

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya