SOLOPOS.COM - Makanan khas Temanggung, Ndas Borok. (mediacenter.temanggungkab.go.id)

Solopos.com, TEMANGGUNG — Provinsi Jawa Tengah (Jateng) memang kaya akan kuliner yang memiliki cita rasa maupun nama yang unik. Seperti nama kuliner atau makanan khas di salah satu daerah Jateng, Kabupaten Temanggung, yang diberi nama Ndas Borok.

Sepintas, jika kita mendengar kata-kata ndas borok, pikiran kita pasti akan tertuju dengan suatu penyakit kulit yang ada di kepala. Namun, jangan salah di Temanggung, ndas borok merupakan nama satu jenis makanan khas yang telah melegenda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dikutip dari laman mediacenter.temanggungkab.go.id, Ndas Borok merupakan nama kuliner atau makanan khas daerah Temanggung yang memiliki cita rasa gurih dan manis. Makanan ini terbuat dari singkong, parutan kelapa dengan taburan gula aren. Oleh karena bentuknya yang unik itu, warga sekitar pun lebih populer menyebutnya dengan nama Ndas Borok.

Asal mula Ndas Borok ini pun kerap dikait-kaitkan dengan mitos yang selama ini dipercaya masyarakat Temanggung. Mitos yang melingkupi Ndas Borok berkaitan dengan Gunung Sumbing, gunung tertinggi ketiga di Pulau Jawa yang terletak di Temanggung, Magelang, dan Wonosobo.

Ekspedisi Mudik 2024

Masyarakat Temanggung percaya dengan mitos terkait larangan membawa bekal nasi jika hendak naik atau mendaki Gunung Sumbing. Bekal yang disarankan pun terdiri dari singkong, gula, dan kelapa.

Baca juga: Srintil Sang Primadona, Mahal dan Satu-Satunya di Dunia

Penjelasan terkait mitos ini adalah jika bekal nasi yang dibawa, maka akan mudah terasa lapar lagi setelah satu hingga dua jam kemudian. Berbeda jika bekal yang dibawa berupa gula aren dan kelapa yang berguna bagi sertamina, serta singkong sebagai makanan yang mengandung karbohidrat pengganti nasi.

Populer

Melalui mitos yang sudah tersiar sejak zaman dulu dan secara turun temurun ini, akhirnya lahirlah Ndas Borok, yang kini disebut-sebut sebagai makanan khas Temanggung. Makanan ini dibuat dari singkong, gula aren, dan kelapa, yang dipadu jadi satu dan dikukus.

Lambat laun, keberadaan makanan Ndas Borok ini pun semakin berkembang dan bahkan menjadi kuliner khas daerah Temanggung. Tak hanya dimakan saat hendak mendaki Gunung Kuning, Ndas Borok juga dikonsumsi warga saat hari-hari biasa.

Baca juga: Terakhir Meletus 1730, Gunung Sumbing Ternyata Masih Aktif

Salah satu pembuat kuliner khas Temanggung, Ndas Borok, adalah Saryanto atau yang karib disapa Pak Itok. Pak Itok mengaku membuat Ndas Borok cukup mudah. Caranya, singkong dan kelapa diparut lebih dulu. Setelah itu, parutan singkong dan kelapa itu dicampur dan ditaburi gula aren yang telah disisir tipis.

Campuran adonan itu kemudian dibungkus daun pisang dan dikukus selama kurang lebih 20-30 menit. Setelah itu, Ndas Borok pun siap disajikan.

“Setelah disajikan kerap ada kata-kata ‘Kok koyo Ndas Borok [seperti kepala berpenyakitan]’, sehingga diberi nama Ndas Borok,” terang Pak Itok.

Pak Itok mengaku awalnya memasarkan kuliner atau makanan khas Temanggung, Ndas Borok, di lingkungan Desa Pendowo, di antara para tetangga. Lambat laun ia mulai menjual di Pasar Tani KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) di daerah Kranggan dan Pasar Tani Pekarangan (Pastakara). Kini ia juga mulai merambah pasar media sosial untuk mempromosikan produknya itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya