SOLOPOS.COM - Petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) sebelum memberi pelayanan di tempat isolasi terpusat/terpadu di Gedung PGRI Kelurahan Giriwono, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Minggu (8/8/2021). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Warga positif Covid-19 yang menjalani karantina di tempat isolasi terpusat atau terpadu (isoter) Gedung PGRI, Kelurahan Giriwono, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri dites polymerase chain reaction (PCR) tiga hari sekali.

Warga yang hasil tesnya negatif Covid-19 langsung dibolehkan pulang sehingga tidak harus menunggu 10 hari apalagi 14 hari. Seluruh biaya pelayanan ditanggung pemerintah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Petugas jaga di lokasi isoter Gedung PGRI yang juga Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, Yeria Heru Indarti, saat ditemui Solopos.com, Minggu (8/8/2021), menyampaikan isolasi di Gedung PGRI tidak harus 10 hari.

Batas waktu isolasi di tempat isolasi terpusat Wonogiri ditentukan hasil tes PCR. Tes tersebut dilakukan tiga hari sekali. Pengambilan spesimen pagi, hasilnya sudah dapat diketahui sore hari.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Keberadaan Kantor Satpas di Singodutan Wonogiri Diyakini Dongkrak Ekonomi Warga

Oleh karena itu, ada warga yang menjalani isolasi di Gedung PGRI hanya beberapa hari sudah boleh pulang lantaran hasil tes PCR sudah negatif. Pada kondisi itu kemungkinan warga bersangkutan sebelumnya sudah menjalani isolasi mandiri di rumah selama beberapa waktu.

“Yang isolasi di sini [Gedung PGRI] tidak ada batasan isolasi 10 atau 14 hari. Jika sebelum 10 hari sedangkan tes PCR sudah negatif boleh pulang. Kalau masih positif masih harus isolasi. Tiga hari kemudian tes PCR lagi,” ucap Yeria didampingi petugas lainnya.

Nakes Memonitor Kesehatan Warga Setiap Hari

Ia melanjutkan tempat isolasi terpusat Wonogiri lebih baik daripada isolasi di rumah karena warga mendapat pelayanan, baik medis hingga konsumsi yang memadai. Setiap hari tenaga kesehatan (nakes) siaga di lokasi isoter untuk memonitor perkembangan kesehatan warga.

Warga yang mengalami gejala ringan ditangani sedangkan yang mengalami gejala berpotensi memburuk langsung dirujuk ke RSUD Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. RSUD dipastikan menerima karena pasien dari lokasi isoter mendapat prioritas.

Baca Juga: Asale Gapura Perbatasan Wonogiri-Sukoharjo, Sempat akan Dibongkar karena Punya Kesan Mistis

Hal tersebut sesuai instruksi Bupati, Joko Sutopo, bahwa RSUD harus menerima pasien yang menjalani isoter dari PGRI. Hingga Minggu ada empat warga positif Covid-19 di Gedung PGRI yang dirujuk ke RSUD agar mendapat penanganan lebih lanjut.

Penyebabnya ada beberapa hal, seperti saturasi oksigen rendah, memiliki penyakit penyerta diabetes melitus, dan mengalami pendarahan (ibu hamil). Warga yang masih isolasi di tempat isolasi terpusat Gedung PGRI Wonogiri tercatat 54 orang.

“Isolasi mandiri di rumah ada syarat yang harus dipenuhi. Misalnya, tak serumah dengan anak balita [bawah usia lima tahun], tak serumah dengan orang lansia [lanjut usia] yang memiliki penyakit penyerta. Kamar mandi harus tersendiri, alat makan juga mesti tersendiri, dan sebagainya. Kalau isolasi mandiri tak sesuai poin-poin assessment penularan masih berpotensi terjadi,” kata Yeria.

Makan 3 Kali dan Snack 2 Kali Sehari

Warga juga mendapat layanan makan tiga kali sehari, yakni pagi, siang, dan sore di tempa isolasi terpusat. Selain itu mendapat makanan ringan dua kali sehari, pagi dan sore.

Baca Juga: Dua Jenis Bansos Beras di Wonogiri Sudah Tersalurkan, Dua Lainnya Pekan Depan

Makanan yang disediakan di tempat isolasi terpusat Wonogiri memiliki nutrisi yang cukup. Pakaian mereka dicuci petugas binatu.

Jika ingin mencuci sendiri pakaian tertentu juga dibolehkan di kamar mandi yang disediakan. Setiap pagi warga menjalani olahraga dan berjemur. Keluarga pun boleh mengirim pakaian atau makanan.

Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang juga Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan isoter bukan tanpa tantangan. Tantangan paling berat, yakni warga belum paham sepenuhnya soal pentingnya isolasi terpusat.

Satgas memberi edukasi kepada warga dengan pendekatan humanis. “Semua layanan di lokasi isoter ditanggung pemerintah. Warga tidak dibebani biaya apa pun,” ujar lelaki yang akrab disapa Jekek itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya