SOLOPOS.COM - Suasana Pantai Gading Purba. (Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI --  Kawasan dekat Wisata Waduk Gajah Mungkur atau WGM Wonogiri ada banyak rumah makan. Salah satunya Rumah Makan Nila Kencana dengan konsep alam dengan latar waduk. Rumah makan ini berada di tepi jalan raya Wonogiri-Pracimantoro sekitar 500 meter sisi timur dari Wisata WGM.

Berada di lokasi itu pengunjung bisa melihat pemandangan waduk yang sangat luas dari dekat dan merasakan semilir angin tiada henti. Sensasinya serasa berada di dekat pantai. Areanya seluas lebih kurang 1.000 m2 dipenuhi pepohonan rindang dan batuan raksasa. Kawasan tempat makan berkonsep wisata alam itu diberi nama Pantai Gading Purba.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Suasana Pantai Gading Purba, WGM Wonogiri. (Rudi Hartono)
Suasana Pantai Gading Purba, WGM Wonogiri. (Rudi Hartono)

Kawasan Pantai Gading Purba berada di balik rumah makan. Pengunjung tinggal menuruni jalan setapak berundak sejauh lebih kurang 50 meter. Kawasan itu terdapat 15 tempat makan yang terpisah. Pengunjung yang berada di semua tempat makan itu dapat melihat WGM dari dekat.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga : Ribuan Wisatawan Serbu Telaga Madirda dan Air Terjun Jumog Karanganyar

Pemilik rumah makan, Sugiyanto, membangun rumah makan berkonsep alam karena ternyata menjual rasa saja di era sekarang ini tidaklah cukup. Konsumen zaman sekarang ingin hal yang lebih dari sekadar makan. Oleh karena itu, menurut dia inovasi di dunia usaha kuliner saat ini adalah keharusan.

Awalnya dia hanya membuka rumah makan seperti rumah makan biasa, Agustus 2020 lalu. Usaha berjalan. Omzet mencapai Rp500.000/hari. Pada November 2020 usaha mulai meredup. Lalu ada konsumen yang ingin melihat waduk.

Lalu Sugiyanto memiliki ide membuka tempat makan di dekat waduk yang berada di belakang rumah makannya. “Setelah lokasi itu dipromosikan banyak konsumen yang datang. Lalu saya mengembangkan tempat makan di area sekitarnya,” ucap lelaki berusia 40-an tahun itu.

Representasi Masa Lalu

Sugiyanti memberinya nama Pantai Gading Purba. Nama itu merupakan nama lawas Wisata WGM. Dahulu wisata waduk berada di Kedungareng. Nama tempat wisatanya Pantai Gading. Lalu tempat wisata di lokasi wisata yang sekarang ini.

Sugiyanto mereplikasi nama itu dan diberi tambahan kata purba yang merepresentasikan masa lalu. Awalnya area milik Perum Jasa Tirta itu hanya kawasan yang dipenuhi semak belukar, batu besar, dan pepohonan. Namun, setelah dipoles ternyata menjadi tempat yang lapang dan indah.

Suasana Pantai Gading Purba WGM. (Rudi Hartono)
Suasana Pantai Gading Purba WGM. (Rudi Hartono)

Sugiyanto sudah memproses izin pemanfaatan lahan. Otoritas terkait memintanya merevisi dokumen terlebih dahulu. Dia memastikan akan melengkapi semua persyaratan yang disyaratkan.

Baca Juga : Hari ke-3 Bakdan Ning Balekambang 2021 Sedot 1.500 an Pengunjung

“Setelah ada Pantai Gading Purba ini omzet saya bisa mencapai Rp2 juta/hari. Lebaran kedua kemarin [Jumat 14 Mei] ramai pengunjung. Omzet mencapai Rp10 juta. Hari ini [Sabtu] kalau saya lihat lebih ramai dari pada kemarin,” ujar Sugiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya