SOLOPOS.COM - Makam tua di sekitar eks Pabrik Gula Ceper. (Istimewa/Facebook Roemah Toea, 27 Desember 2015)

Solopos.com, KLATEN — Di eks Pabrik Gula Ceper Klaten terdapat makam tua. Di lokasi tersebut terdapat dua makam, yakni makam Belanda dan makam Jawa.

Informasi makam di eks Pabrik Gula Ceper Klaten ini salah satunya dapat diperoleh dari media sosial (medsos). Hal itu seperti yang diungkapkan pemilik akun Facebook (FB) Roemah Toea, 27 Desember 2015.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Saat ditengok Solopos.com, Senin (18/7/2022), akun FB itu menjelaskan bahwa Pabrik Gula Ceper Baru terletak di timur Kota Klaten.

Pabrik berhenti beroperasi akibat krisis ekonomi tahun 1997-1998. Meski sisa bangunan pabrik dan bangunan rumah dinas masih ada, kondisinya tertutup untuk umum.

Di sebelah utara pabrik, tepatnya di Desa Pason terdapat dua lokasi pemakaman. Pemakaman pertama menjadi satu dengan pemakaman lokal (makam Jawa).

Baca Juga: Misteri Pabrik Karung Delanggu, Bikin Merinding Lur!

Sedangkan makam kedua, terletak tidak jauh dari makam pertama dimana makam kedua merupakan lokasi khusus makam belanda dan tidak tercampur makam lokal.

Berdasarkan cerita warga, di pemakaman pertama terdapat cukup banyak makam Belanda yang bercampur dengan makam lokal. Beberapa makam Belanda sudah hilang dijarah oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Ada salah satu makam yang coba dicongkel pada marmer nisannya tetapi gagal dan hanya tercongkel pada bagian nama. Beberapa makam masih utuh dan terpelihara. Kemungkinan besar masih dirawat oleh keturunan dari penghuni makam tersebut.

Sebagaimana diberitakan Solopos.com, 25 Juni 2021, industri gula di Jawa mencapai masa keemasan pada periode 1894-1932. Pada periode tersebut, produksi gula di Jawa bersaing ketat dengan Kuba dalam memenuhi permintaan pasar dunia.

Baca Juga: Pulau Jawa Diguncang Gempa Dahsyat 1937, Hancurkan Pabrik Gula

Berdasarkan buku Archief voor de Java Suikerindutrie (1897:589), sampai akhir 1896, Kuba merupakan produsen gula terbesar di dunia, disusul Jawa. Namun, situasi tersebut berbalik satu tahun kemudian.

Buku Archief Voor de Suikerindustrie in Ned Indie terbitan 1919 itu kini tersimpan di Perpustakaan PG Mojo, Sragen. Buku itu merekam data laju produksi gula di Jawa pada 1894-1918 mengalami kenaikan hingga 235%.

Ternyata, wilayah Soloraya memiliki andil cukup besar dalam memasok gula di Jawa dengan belasan pabrik. Pegiat Sragen Tempo Doeloe (Stedo), Johny Adhi Aryawan, menyebut di wilayah Soloraya, awalnya terdapat 15 pabrik gula pada 1898.

Jumlah pabrik gula di Soloraya kemudian meningkat menjadi 16 pabrik seperti yang dilaporkan pada 1931. Di antara pabrik gula yang ada di Soloraya, yakni Pabrik Gula Ceper.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya