SOLOPOS.COM - Pohon besar terlihat di dekat Makam Mbah Ribut, Dusun Sambi, Desa Ketos, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri. (Istimewa-Dok. Humas Setda Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI -- Saat berjalan-jalan ke Dusun Sambi, Desa Ketos, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, kita akan menemukan sebuah pohon yang paling besar di antara sekelilingnya.

Di dekat pohon itu ada sebuah makam yang banyak dikenal orang sebagai Makam Mbah Manten.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun beberapa waktu lalu, pohon besar itu terbilang unik. Saat pohon-pohon di sekitarnya meranggas, pohon itu tetap rimbun menghijau.

Wanita Karanganyar Ini Ingin Populerkan Jamu Jadi Minuman Favorit Milenial

Yang lebih unik lagi, semua daun kering yang jatuh selalu berkumpul di sekitar pohon. Padahal, lazimnya daun kering yang tertiup angin akan terbang menjauhi pohon.

Dalam sebuah cerita yang berkembang di masyarakat setempat, daun-daun yang jatuh tak pernah jauh dari pohon itu melambangkan kesetiaan sepasang pengantin baru yakni Mbah Manten.

Kisah Makam Mbah Manten bermula dari cerita sepasang pengantin yang melanggar adat. Dulu, ada keyakinan di masyarakat bahwa pengantin baru tak boleh meninggalkan rumah sebelum sepasar (lima hari).

Bus Besar Diuji Coba Lintasi Jalur Contra Flow Jl. Slamet Riyadi Solo

Pada suatu hari, ada pasangan pengantin yang melanggar pantangan itu. Keduanya, awalnya menikah di Dusun Paranggupito. Namun, belum selesai sepasaran sejak menikah, pasangan itu memilih keluar rumah. Keduanya sangat ingin bertemu orang tua pengantin laki-laki di Dusun Ngropoh, Desa Ketos.

Sayangnya, pasangan pengantin ini tak pernah sampai rumah orang tuanya. Keduanya dinyatakan hilang dan warga mulai melakukan pencarian. Keduanya ditemukan di bawah pohon besar itu dalam bentuk tulang belulang.

Oleh warga, kerangka manusia itu lalu dimakamkan dengan layak di bawah pohon besar. Makam itu lama-lama disebut sebagai Makam Mbah Manten.

Pembangunan Masjid Agung Karanganyar Segera Dimulai, Ini Tahapannya

Tokoh masyarakat Desa Ketos, Semi Kusumawati, mengatakan pohon itu diprediksi berumur sangat tua. Saatnya dirinya kecil, pohon itu sudah ada dan sudah besar. Di sekitar pohon juga ada makam yang dikenal Makam Mbah Manten.

“Kalau soal mitosnya sekarang masyarakat setempat sudah menganggap biasa hal itu. Saya kurang bagaimana pandangan masyarakat dari luar desa soal mitos itu,” ujar dia, saat dihubungi , Jumat (10/1/2020).

Semi menjelaskan untuk menjaga kebersihan dan keindahan di sekitar pohon besar, masyarakat rutin menggelar kerja bakti membersihkan sekitar lokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya