Solopos.com, SRAGEN — Makam Pangeran Sukowati di Desa Pengkol, Kecamatan Tanon, Sragen menjadi salah satu “lokasi favorit” sejumlah pejabat untuk berziarah. Lebih-lebih menjelang pemilihan umum.
Hal itu disampaikan Kepala Desa Pengkol, Haryono, saat ditemui Solopos.com di Makam Pangeran Sukowati, Selasa (24/5/2022). “Apalagi menjelang pemilihan anggota dewan [DPRD], bupati, lurah, di sini tuh enggak ada henti-hentinya [peziarah datang],” kata dia.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Haryono tidak mengetahui maksud kedatangan mereka. Apakah sekadar mendoakan para leluhur yang mendahului mereka, atau ada maksud lain, minta agar dikabulkan hajatnya misalnya. Namun Haryono sendiri mengaku kerap berziarah dan berdoa di tempat yang dianggap suci sehingga Tuhan bisa membantu.
Lebih lanjut ia menjelaskan biasanya peziarah banyak datang pada malam Jumat legi dan Jumat kliwon. Tidak hanya dari Sragen, banyak juga yang datang dari luar Sragen.
Baca Juga: Jelang Hari Jadi Sragen, Bupati dan Forkompimda Ziarah Di 7 Makam
“Bisanya malam sampai pagi melakukan ziarah. Di sini mungkin sejuk, nikmat, dan tenang,” jelasnya.
Tidak ada larangan atau aturan khusus untuk melakukan ziarah di Makam Pangeran Sukowati. Warga setempat atau juru kunci terbuka dengan kedatangan pengunjung.
Menurut Haryono, ada peziarah yang kerap datang kembali dengan menyembelih hewan sebagai ungkapan atau bentuk sedekah. Biasanya, mereka itu adalah peziarah yang keinginannya sudah terwujud lalu bernazar menyembelih hewan di lokasi tersebut.
“Di sini yang jelas banyak aura-aura. Di dalem khususnya banyak aura baik,” ungkapnya.
Baca Juga: Menelisik Sejarah TPU Syariat Islam Sragen, Awalnya Tak Untuk Umum
Berdasarkan pantauan Solopos.com, terdapat beberapa pohon besar dan tinggi di sekitar Makam Pangeran Sukowati. Di antaranya pohon kepuh dan pohon lo. Dengan banyaknya pohon besar, udara di kawasan makam sejuk.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, juga mengaku kerap berziarah bersama keluarganya pada momen tertentu.
“Saya selalu berziarah kepada sesepuh pinisepuh. Ke makam kakek nenek saya. Pangeran Sukowati. Pangeran Jaka Tingkir. Itu kan sejarah semua yang harus diingat,” ujarnya.