Mak jeguuurrr...!

Sejak di-PHK dari tempat kerjanya di sebuah perusahaan di kota Solo, Jon Koplo yang tinggal di Sukoharjo ini setiap hari hanya meratapi hidup. Lady Cempluk yang sehari-hari melihat suaminya cuma plonga-plongo jadi uring-uringan. Tiap hari hanya marah-marah.

“Kalau tiap hari cuma bengong, anak-anakmu mau dikasih makan apa, Pakne?” bentak Lady Cempluk.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jon Koplo yang sudah stres memikirkan biaya hidup dan sekolah anak-anaknya, ditambah lagi dengan omelan istrinya, kepalanya jadi tambah kemut-kemut.

Suatu hari, karena saking judheg-nya Koplo berniat bunuh diri njegur sumur di samping rumahnya.

“Bune, kalau aku dimarahi terus kayak gini, tak nyemplung sumur wae!” tantang Koplo.

“Karepmu, Pak! Ndang nyemplunga kono, malah enak, bebanku berkurang!” balas Cempluk.

Merasa sudah tak dipedulikan istrinya, Jon Koplo semakin memantapkan niatnya untuk mengakhiri hidupnya. Tapi setelah dipikir-pikir, kok takut juga ya, harus nyemplung sumur sedalam 14 meter. Ya kalau langsung mati, kalau enggak?

Akhirnya ia menemukan akal. Sebuah batu besar ia lemparkan ke dalam sumur, lalu ia pergi. Mendengar suara mak jegur dari arah sumur, tentu saja Cempluk jerit-jerit, mengira suaminya serius bunuh diri. Ia pun teriak-teriak minta tolong.

Keruan saja orang sak-RT termasuk ketua RT-nya gembrudug datang melakukan penyelamatan. Namun setelah warga ngubek-ubek sumur, ternyata sosok Jon Koplo tidak ditemukan, yang ada hanya sebuah batu besar.

Merasa kapusan, orang sak-RT misuh-misuh. Lady Cempluk yang tadinya nangis gero-gero jadi ikut misuh-misuh.

Akhirnya Lebaran kemarin atas usulan bersama, Jon Koplo disuruh melakukan penebusan dosa dengan sungkem pada orang se-RT.

Impian Nopitasari, Mendungan RT 3/RW III Pabelan, Kartasura, Sukoharjo