Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Benar saja. sampai di sana Koplo bersama kakak iparnya, Tom Gembus, dan beberapa keponakannya ikut angkut-angkut kursi untuk dipakai nanti malam. Nah, saat memindahkan kursi itulah Koplo ketiban apes. Waktu itu Gembus dan keponakan-keponakan Koplo membawa dua kursi sekaligus. Tapi Koplo tak mau kalah.
“Wah, kesuwen. Tak nggawa papat-papat sisan,” pikir Koplo.
Lady Cempluk yang melihat Jon Koplo sempat mengingatkan, “Nggak usah banyak-banyak Dik, wong jalannya sempit dan licin.” Tapi Koplo tak menghiraukan.
Sampai tiga angkatan, aman. Pada angkatan keempat, giliran Gendhuk Nicole, istrinya, mengingatkan, “Hati-hati, Mas, jalannya licin…”
Namun belum sempat bibir istrinya mingkem, tiba-tiba mak byuuurrr…!, ternyata Jon Koplo terpeleset dan jatuh dengan sukses ke kolam ikan. Jatuhnya sih tak seberapa sakit. Tapi cotho-nya, Koplo tidak membawa baju ganti.
“Adhuh, kojur ane! Njur piye iki?” sambatnya.
Koplo pun segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sementara Cempluk langsung mempersiapkan handuk, baju dan celana milik suaminya untuk salin. Tapi celakanya, karena ukuran badan Koplo lebih tinggi dari Gembus, maka baju dan celananya jadi ngampret alias kekecilan!
Setelah berunding dengan istrinya, Koplo memutuskan untuk pulang saja alias batal mengikuti acara pamitan haji malam itu. Dengan meminta maaf kepada Mbak Cempluk dan Mas Gembus mereka berpamitan sesudah salat Magrib. Semua keluarga pun melepas Koplo, Nicole dan anaknya dengan perasaan iba dan geli.
Ealah, mau dipamiti kok malah pamit duluan…
Muhammad Amin, RT 01, Jetiskarangpung, Kalijambe, Sragen 57275