SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo. (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI – Joko Sutopo yang lebih dikenal dengan nama “Jekek”, sempat ingin mundur dari pencalonan Bupati di Kabupaten Wonogiri. Hal tersebut, dikarenakan Jekek tak setuju apabila Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati tahun 2020 tetap diadakan saat pandemi diperkirakan masih belum berakhir, Desember mendatang.

Meski begitu, surat pengunduran dirinya untuk maju sebagai calon bupati dari partai pengusung ditolak. Melansir dari solopos.com, Jumat (28/8/2020), rekomendasi DPP PDIP yang tertuang dalam surat No. 1995/IN/DPP/VIII/2020 perihal rekomendasi tertanggal 26 Agustus 2020 dijadikan jawaban pengajuan pengunduran diri Jekek.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Serta jawaban atas usulan reposisi cawabup dari sebelumnya Sriyono menjadi Setyo Sukarno. Surat tersebut juga menjadi tugas kepada Joko Sutopo untuk tetap menjadi cabup di Pilkada Wonogiri 2020.

Tepis Spekulasi, Purnomo Restui Gibran-Teguh Sebagai Cawali-Cawawali Pilkada Solo

Joko Sutopo, adalah Bupati Wonogiri dari hasil Pilkada 2015 dan masih menjabat hingga 2020. Saat Pilkada 2015, bersama pasangannya Edi Santoso, ia berhasil memperoleh 53,79%.

Penyanyang Keluarga

Pria kelahiran Wonogiri, 24 Januari 1974 tersebut, memiliki riwayat pekerjaan sebagai Direktur CV. Karya Angkasa. Nama Panggilan Jekek sendiri, merupakan nama panggilan sejak lama, bahkan ia menyampaikan panggilan tersebut sudah menjadi nama keduanya.

Suami dari Verawati ini, memiliki seorang anak dan memiliki hobi naik gunung. Dalam video yang diunggah di saluran resmi Solopos TV berjudul Penyamaran Bupati Jekek di Warung Mi Ayam Wonogiri, Jekek menyampaikan ia sempat naik Gunung Lawu bersama anaknya.

Sebelumnya ia beberapa kali naik gunung di beberapa gunung di Jawa bahkan hingga ke Rinjani. Ia juga menyukai bersepeda bahkan ia menjadikan aktivitas tersebut sebagai rutinitas sepekan sekali.

Dalam video tersebut, ia juga menjelaskan bagaimana kehidupan sebelumnya. Jekek sempat menitikan air mata, saat menceritakan keluarganya dahulu.

Covid-19 Di Boyolali Menyebar Ke Perusahaan Picu 26 Kasus Baru, Begini Ceritanya

Ayahnya meninggal saat masih dia dalam kandungan sang ibu. Kemudian ibunya merantau sebagai penjual jamu gendong dan saat kecil diasuh oleh kakek dan neneknya. Ia juga menyampaikan, bahwa ia sempat merasakan pahitnya kemiskinan.

Kabupaten Wonogiri yang dikenal dengan makanan bakso dan mi ayamnya, membuat Jekek seringkali mampir untuk merasakan rasa kuliner khas daerahnya di dearah lain. hal tersebut, ia lakukan dengan menyamar setelah melakukan kunjungan daerah.

Ia mengungkapkan, tujuannya melakukan hal tersebut, ialah sengaja untuk merekam masyarakatnya saat di perantuan. Dalam penyamarannya, rata-rata ia mendapatkan aspirasi berupa upaya untuk semangat mengubah dan membangun Wonogiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya