SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Cuaca pada Minggu (22/5) sore itu terlihat cerah meski udara begitu menyengat, panas. Beberapa pria terlihat secepat kilat masuk ke sebuah indekos putri yang terletak di Jl. Petung, No.17. Papringan, Caturtunggal, Depok.

Tidak berapa lama kemudian, seorang wanita muda berkerudung, berkulit kuning langsat. Mobil tersebut kemudian langsung meluncur ke utara, menuju ke Mapolres Sleman. Wanita muda yang belakangan diketahui bernama Rizky Sarah Tifani, 19, itu kemudian dibawa ke lantai dua gedung Sat Reskrim Polres Sleman.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Waktu mulai bergulir, pemeriksaan terhadapnya, tentang laporan perbuatan tidak menyenangkan berupa pengancaman, segera dimulai. “Apakah saat ini saudara dalam keadaan sehat dan siap untuk diperiksa?,” tanya seorang penyidik memulai pemeriksaan.

Perlahan dengan sabar sang penyidik kemudian berusaha melakukan pendekatan terhadap gadis belia itu. Satu jam, dua jam, tidak kunjung berhasil, sia-sia.“Baru kali ini saya memeriksa orang yang bersikukuh tidak mau memberikan keterangan,” ujar penyidik yang enggan menyebutkan identitasnya kepada Harian Jogja.

Luluh
Keesokan harinya, Senin (23/5), muncul seorang pria paruh baya dan langsung menghampiri Tifani yang sedang tidur. Dialah ayah Tifani yang langsung berangkat ke Jogja begitu diinformasikan oleh penyidik Polres Sleman tentang dugaan keterlibatan anaknya dalam NII.

Sejurus kemudian, Tifani terjaga dari tidurnya. Mereka terlibat percakapan serius. Sesekali terdengar nasehat dari bapaknya. “Kamu harus bisa kembali seperti dulu. Bapak cari uang untuk membiayai kamu kuliah, biar bisa berhasil,” ujar pria itu.

Setelah bertemu ayahnya, Tifani mau memberi keterangan. Sang ayah kemudian menjamin bahwa putrinya tidak akan kemana-mana, tapi untuk sementara akan ditenangkan di Bangka.

Rekan indeos Ais, begitu Rizky Sarah Tifani biasa disapa, tidak menduga rekannya masuk jaringan anggota Negara Islam Indonesia (NII). Di mata teman-temannya, ia adalah sosok modis nan kaya dan suka belanja barang-barang branded.

Ais juga dikenal baik dan suka bercanda dengan teman indekosnya. Tak sedikitpun kesan ia ikut organisasi terlarang. Apalagi masuk NII. Ia bahkan berulang-ulang menyatakan tekatnya lolos SNMPTN Fakultas kedokteran UGM tahun ini.

“Dia bercerita sudah siap uang Rp300 juta. Tinggal bagaimana lulus seleksi dan masuk. Tahun lalu ia ikut seleksi tapi gagal,” ujar Lili Fauziah, 21, teman satu indekos sekaligus teman dekat Ais saat  ditemui Harian Jogja, kemarin.

Satu hal yang dingat teman satu indekosnya, Ais suka keluar rumah. Ia pun sering menghilang dari indekosnya dan baru pulang setelah beberapa hari. Saat ditanya teman-teman indekosnya ia hanya mangaku bermain ke tempat teman.

Kakak jahat
Keganjilan mulai muncul saat, penjaga indekos secara tidak sengaja menemukan sejumlah kuitansi bukti transfer uang puluhan juta di kamar Ais. Ia masuk ke kamar Ais untuk suatu keperluan. Ais pun saat itu ada di kamar.

Kecurigaan teman indekos menguat saat Jumat malam pekan lalu, Ais diamankan polisi. Anehnya, saat ditangkap, Lala, kakak Ais, muncul dan turut menyaksikan adiknya digelandang polisi. “Saat itu saya melihat dan mendengar sendiri dia berteriak, kakak jahat, padahal kakak ikut memakan uangnya. Kakak jahat,” terang Lili mahasiswa UIN itu menirukan kata-kata Ais.

Sementara itu, selain dikenal banyak uang, Ais juga memiliki sahabat yang sering menginap di indekos. “Kami dekat dengan dia [teman Ais]. Namun sejak peristiwa penangkapan kemarin, nomor HP dan Akun fesbuknya sudah ditutup. Saya sempat sms-an menanyakan apa yang terjadi, namun kemudian hilang kontak,” sambung Tri Purweni, teman indekos Ais lainnya.

Bagi mahasiswi UNY ini, dugaan keterlibatan keduanya di jaringan NII sunguh di luar dugaan. Sebab selama ini kedunya terkesan biasa dan tidak berbeda dengan gadis kebanyakan. “Bahkan saat keluar rumah pun Ais sering enggak pakai jilbab. Orangnya memang modis dan cantik,” papar Weni.(Wartawan Harian Jogja/ MG Noviarizal Fernandez & Sumadiyono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya