SOLOPOS.COM - Ratusan mahasiswa UNS Solo menuntut pembubaran Menwa saat aksi solidaritas atas meninggalnya Gilang Endi, peserta Diklat Menwa di Boulevard UNS, Selasa (26/10/2021) malam. (Solopos/Chrisna Chanis Cara)

Solopos.com, SOLO — Ratusan mahasiswa Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo memberikan ultimatum kepada pejabat kampus untuk segera bubarkan Korps Mahasiswa Siaga (KMS) Batalion 906 Jagal Abilawa atau Menwa (Resimen Mahasiswa). Keberadaan Menwa dinilai tak memiliki urgensi di kampus yang menyemai iklim akademik.

Kematian Gilang Endi Saputra, seorang peserta diklat Menwa UNS Solo, akhir pekan lalu, diharapkan membuka mata kampus agar bersikap tegas kepada Menwa. Ultimatum tersebut disampaikan dalam aksi solidaritas “100 Lilin untuk GE” di Boulevard UNS, Selasa (26/10/2021) malam.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Selain menyampaikan pernyataan sikap, para mahasiswa berorasi dan membentangkan poster yang mendesak pembubaran Menwa. “Ini bukan hanya soal Menwa, tapi soal militerisme. Adanya Menwa membuat budaya militerisme tetap tumbuh dalam kampus. Kampus tak lagi ilmiah,” ujar Faiz, seorang peserta aksi, dalam orasinya.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Diklat Menwa UNS Telan Korban Jiwa, Pelaku Terancam 7 Tahun Penjara

Peserta aksi lain, Pius, mengatakan kasus kematian Gilang Endi mestinya menjadi pelajaran bagi Rektorat untuk meninjau ulang keberadaan Menwa. Menurutnya, bukan tak mungkin ada kasus serupa di kemudian hari apabila kampus tak serius menangani masalah tersebut.

“Jika Menwa UNS Solo tak dibubarkan, akan ada Gilang-Gilang selanjutnya. Kita semua di sini adalah manusia yang menghargai nyawa orang lain,” tuturnya.

Solidaritas untuk Gilang Meluas

Lebih jauh, Pius menyayangkan Rektor Jamal Wiwoho yang seakan menghilang saat kasus Gilang. Pernyataan kampus sejauh ini hanya melalui Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Ahmad Yunus dan Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Sutanto. “Bapak Jamal sebagai penjaga marwah kampus malah tidak hadir,” sesalnya.

Baca Juga: Awas! Curah Hujan Jateng Diprediksi Sangat Tinggi pada Akhir Tahun

Presiden BEM UNS Solo, Zakky Musthofa Zuhad, menyayangkan belum ada ucapan belasungkawa sama sekali dari Menwa untuk keluarga korban. “Gilang masih semester III, datang ke kampus membawa harapan dari keluarga, membawa cita-cita. Tapi apa, nyawanya malah hilang dengan sejumlah kejanggalan,” ujarnya dalam orasi.

Zakky berjanji BEM UNS bakal terus mengawal kasus sampai keluarga korban mendapatkan keadilan. Sementara itu, gerakan solidaritas untuk Gilang terus meluas. Aliansi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berencana menggelar aksi di Hall Fakultas Hukum UMS, Kamis (28/10/2021) siang.

Selain menuntut pengusutan kasus Gilang, Aliansi bersolidaritas pada Nailah Khalishah. Nailah adalah mahasiswa FH UMS yang meninggal dunia seusai mengikuti diklat Menwa Batalion 916 UMS April 2021 lalu. Saat mengikuti longmarch, Nailah tak sadarkan diri hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya