SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bojonegoro— Belasan mahasiswa pergerakkan mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar unjuk rasa menyoroti industrialisasi migas di wilayah setempat.

“Kami minta proses industrialiasi migas di Bojonegoro, diimbangi dengan sosialisasi dampak bencana yang kemungkinan dialami warga,” kata koordinator unjuk rasa PMII Cabang Bojonegoro Imam Mukhroni, di depan gedung DPRD setempat, Kamis (22/4).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Aksi untuk memperingati Hari Bumi Sedunia itu, para mahasiswa mendatangi gedung DPRD dan diterima anggota Komisi B DPRD Bojonegoro, Sudjono Budiono.

Di depan wakil rakyat dan puluhan petugas Kepolisian Resor (Polres) Bojonegoro, mereka mambacakan tuntutannya. Di antaranya, Pemeritah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dan DPRD, harus mengkaji ulang amdal perusahaan minyak di wilayah setempat yang tidak mengelola limbahnya dengan benar.

Menurut pengunjuk rasa lainnya, Muhaimin, beberapa waktu yang lalu sumur minyak Sukowati terjadi kebocoran gas H2S (hidrogen sulfida) yang mengakibatkan warga di sekitarnya mengalami keracunan.

“Sejauh ini, sama sekali tidak pernah ada sosialiasi dampak bencana akibat adanya industrialisasi migas, yang bisa menimpa masyarakat,” paparnya menjelaskan.

Dia mencontohkan, di lingkungan lapangan sumur minyak Sukowati di Desa Campurejo, Kecamatan Kota dan Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, warga di sekitarnya sama sekali tidak ada yang memiliki masker, sebagai kelengkapan munculnya bahaya bencana gas beracun.

Kepada pemkab dan DPRD, para mahasiswa itu mendesak, keberadaan perusahaan industrialisasi migas di wilayah setempat, evaluasi.


ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya