SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kudus–Puluhan mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK), Rabu (23/6), melakukan penyegelan pintu gerbang masuk kampus sebagai bentuk protes atas minimnya dana kegiatan untuk kemahasiswaan.

Selain melakukan aksi penyegelan pintu gerbang, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas juga melakukan aksi orasi danbakar ban bekas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Aksi tersebut, menyebabkan puluhan mahasiswa yang hendak memasuki kampus untuk mengikuti perkuliahan terganggu, karena kesulitan masuk kampus.

“Kami menuntut, kenaikan anggaran dana untuk kegiatan kemahasiswaan sebesar 300 persen,” ujar salah seorang orator, Slamet Wibowo.

Pasalnya, kata Selamet yang juga Presiden BEM UMK, dana kemahasiswaan yang diterima selama ini tergolong minim, karena setiap tahun hanya menerima sebesar Rp 3 juta.

“Jika dirata-rata, maka per bulan hanya mendapat dana sebesar Rp 250.000,” ujarnya.

Bahkan, kata dia, perwakilan mahasiswa tidak bisa menghadiri undangan kemahasiswaan di sejumlah kota besar di Tanah Air, karena minimnya dana kemahasiswaan. Pengunjuk rasa mengancam akan melakukan penyegelan kantor rektorat, jika tuntutannya tidak penuhi.

Selain itu, mereka juga menuntut Pembantu Rektor (PR) dua Iskandar Wibowo dan PR tiga Hendi Hendro turun dari jabatannya, karena dinilai ikut bertanggung jawab atas minimnya dana kemahasiswaan tersebut.

Hendi Hendro, ketika menemui pengunjuk rasa mengatakan, pihaknya tidak bisa mengambil keputusan. “Kewenangan kami hanya menyampaikan aspirasi mahasiswa, sedangkan pengambil kebijakan adalah Rektor,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor UMK Sarjadi mengakui, dana untuk kegiatan kemahasiswaan memang terbatas, karena tidak mampu menjual produk.

“Pasalnya, kami tidak seperti pabrik elektronik yang mampu menjual produknya, sehingga menghasilkan pemasukan,” ujarnya.

Sedangkan pemasukan dari mahasiswa selama ini, katanya, hanya sekitar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per mahasiswa per tahun. Berdasarkan standar nasional, katanya, setiap mahasiswa dibebani biaya kuliah Rp 18 juta per mahasiswa per tahun.

“Kekurangannya, kami berupaya meminta bantuan kepada pihak lain,” ujarnya.

ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya