SOLOPOS.COM - Mahasiswa UII menuntut Rektor dan Wakil Rektor (Warek) III tak mundur (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Mahasiswa UII meninggal, PR III menyusul untuk mundur

Harianjogja.com, JOGJA– Ratusan mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) dari berbagai jurusan menggelar aksi di halaman Yayasan Badan Wakaf UII, Kamis (26/1/2017) malam. Mereka menolak pengunduran diri Rektor UII Harsoyo dari jabatannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga : MAHASISWA UII MENINGGAL : Rektor Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

Ratusan mahasiswa tersebut mendatangi kantor yayasan tersebut sekitar pukul 19.00 WIB. Mereka menggunakan sepeda motor menyusuri jalan Kaliurang menuju jalan Cik Ditiro, Jogja. Para mahasiswa langsung berkumpul di halaman gedung, kemudian melakukan orasi. Mereka menuntut Rektor UII Harsoyo agar tidak mundur dari jabatannya.

Sejumlah mahasiswa juga menduga, mundurnya rektor UII karena mendapat tekanan dari Kemenristek-dikti. Pasalnya, usai pengunduran diri sang rektor, kalangan mahasiswa menerima pesan berantai penyebab rektor mundur.

“Selain diancam akreditasi UII diturunkan atau dicabut, kampus juga diancam dibekukan untuk tidak menerima mahasiswa,” kata Yogi, salah seorang peserta aksi.

Hampir satu jam melakukan aksi damai di halaman kantor Yayasan Badan Wakaf UII, Pembantu Rektor III Abdul Jamil mendatangi mahasiswa. Dia membaur dan berdiri di tengah-tengah aksi. Awalnya, Jamil berharap agar massa aksi pulang. Namun karena desakan mahasiswa, Jamil akhirnya mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan.

“Rektor mengundurkan diri untuk menyelamatkan kalian. Tidak hanya rektor, saya juga mengundurkan dari sebagai Wakil Rektor (Warek) III saat itu. Sekarang pulang. Saya tidak mau ada lagi korban lagi. Besok kita bicarakan di Rektorat,” ajak Jamil menahan emosi.

Jamil tidak ingin kasus Mapala UII dan mundurnya rektor menjadi komoditas politik. Dia juga tidak ingin peristiwa yang akhir-akhir ini terjadi, memecah belah kalangan mahasiswa.

“Bisa jadi ada orang yang sengaja merusak UII, menimbulkan perpecahan di kalangan mahasiswa UII,” ujar Jamil.

Menurutnya, pengunduran dirinya dan rektor tidak ada kaitannya dengan Yayasan Badan Wakaf UII. Baik dia maupun rektor, mundur secara suka rela tanpa paksaan.

“Saya dan pak rektor mengundurkan diri karena cinta UII, tidak mau akreditasi UII dicabut kalau tidak mengundurkan diri. Ini kami lakukan karena kami mencintai 25.000 mahasiswa UII,” ucapnya.

Peristiwa TGC Mapala UII, dinilai Jamil sebagai bagian yang menyedihkan. Kementerian pun menilai, hal itu sebagai bentuk kelalaian rektor dan pembantu rektor. Ucapan Jamil tersebut, sontak membuat mahasiswa terkejut. Mereka merasa alasan pencabutan akreditasi UII tidak ada sangkut pautnya dengan kasus TGC Mapala UII.

Terkait masalah itu, Purwanto Sekjen IKA UII mengajak agar mahasiswa melakukan dukungan dengan cara santun. Salah satunya, dengan mengajukan tuntutan kepada Senat Universitas untuk tidak menerima pengunduran diri rektor dan pembantu rektor. Hal itu sesuai dengan prosedur formal di mana rektor diangkat dan diberhentikan oleh Senat Universitas.

“Kami, seluruh alumni dan mahasiswa mendukung agar Rektor tidak mungundurkan diri,” kata Purwatno, Sekretaris Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UII di sela-sela aksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya