SOLOPOS.COM - Kapolsek Tawangmangu, AKP Riyanto (kiri), mengecek lokasi diksar mahasiswa UII di camping Mrutu, Dukuh Tlogodringo, Desa Gondosuli, Tawangmangu, Minggu (22/1/2017). (JIBI/Solopos/Dokumentasi Polres Karanganyar)

Mahasiswa UII Meninggal menjadi sorotan banyak pihak.

Harianjogja.com, JOGJA — Salah satu senior Mapala Unisi Universitas Islam Indonesia mengatakan, adanya insiden memakan nyawa dalam kegiatan Great Gamping (GC) XXXVII sangat memukul semua keluarga besar Mapala Unisi. Ia menyayangkan pihak kampus dan juga publik awam yang seolah menimpakan semua kesalahan kepada organisasi dan kegiatan GC.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Baca Juga : MAHASISWA UII MENINGGAL : Seperti Ini Kondisi 10 Mahasiswa Peserta Diksar yang Dirawat di JIH

“Padahal korban sampai terjatuh akibat perbuatan satu dua orang, bukan karena kebijakan organisasi dari Mapala Unisi atau pelaksana kegiatan secara keseluruhan. Opini yang terbentuk, ini jadi seperti kekeliruan organisasi dan kegiatannya,” ujar senior Mapala Unisi yang meminta tak disebutkan namanya itu, Rabu (25/1/2017).

Seperti diketahui, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Harsoyo dalam keterangan pers pada Rabu, memutuskan kampus membekukan organisasi Mapala Unisi hingga batas waktu yang belum ditentukan. Harsoyo juga menegaskan GC bukan kegiatan perploncoan bagi mahasiswa baru, melainkan kegiatan rekrutmen anggota Mapala Unisi yang sifat kepesertaannya sukarela.

Dia mengatakan, selama pelaksanaan GC, sebetulnya tradisi yang diterapkan memang tidak boleh terjadi kontak fisik panitia dan peserta. Selama kegiatan, yang dilakukan panitia memang memberikan hukuman seperti menyuruh peserta push up, merayap atau squat bagi peserta perempuan. Hukuman-hukuman itu diberikan ketika peserta melakukan pelanggaran, tidak menepati standar operasional dan prosedur (SOP), atau menentang panitia.

Menurutnya, ada dua tim untuk penyelenggaraan acara kegiatan tersebut. Dua tim itu adalah tim panitia pengarah konsep dan panitia pelaksana. Panitia pengarah bisa berisi dari mana saja yang dipilih oleh pengurus organisasi.

“Karena ada panitia pengarah yang mengonsep, panitia pelaksana tidak boleh melenceng dari konsep yang dirumuskan saat pelaksanaan kegiatan,” ujarnya.

Konsep kegiatan GC setiap tahunnya selalu sama. Materi yang diajarkan antara lain navigasi darat, search and rescue, hutan rimba, cara bertahan hidup (survival), dan pertolongan pertama pada kecelakaan.

Untuk kasus kali ini, dia mengakui adanya tindakan berlebihan dari panitia pelaksana.

“Kontak fisik dilakukan dan itu menyimpang konsep acara GC yang diterapkan selama ini,” kata narasumber itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya