SOLOPOS.COM - Ibunda saat menunjukkan foto korban saat masih SMA. (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Mahasiswa UII Meninggal berakhir dengan pembekuan organisasi Mapala Unisi

Harianjogja.com, SLEMAN – Universitas Islam indonesia (UII) akhirnya mengeluarkan keputusan pembekuan segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh kelompok Mahasiswa Pecinta Alam UII (Mapala Unisi). Keputusan ini berlaku sejak Selasa (24/1/2017) hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga : MAHASISWA UII MENINGGAL : Kegiatan Mapala Unisi Resmi Dibekukan
Pihak kampus pun juga menjelaskan terkait pengakuan korban meninggal tentang surat perjanjian tidak menuntut ketika ada risiko terburuk saat Diksar.

Kepala Direktorat Humas UII karina Utami Dewi menegaskan, sejak awal pra kegiatan tidak ada surat perjanjian seperti itu. Namun demikian, pihaknya justru menjadikan hal itu sebagai temuan baru untuk investigasi lebih mendalam.

“Kita belum lihat surat pernyataan itu. Memang ada surat pernyataan peserta namun sepengetahuan kami tidak ada kata-kata apabila meninggal dunia tidak boleh menuntut. Ke depan akan kami evaluasi total,” jelasnya, Selaasa (24/1/2017)

Anggota tim investigasi lainnya, Muzayin, mengungkapkan, pihaknya sudah memiliki nama-nama oknum panitian yang melakukan kekerasan itu. Hanya saja dia enggan membocorkan siapa saja dan berapa orang yang terlibat secara langsung.

“Yang jelas kitaa kooperatif dengan kepolisian, Polres Karanganyar tadi juga sudah datang ke kampus,” jelas dia.

Kasus kekerasan yang dilakukan Mapala Unisi ini pun juga menyita perhatian Ombudsman Republik Indonesia (ORI) DIY. Lembaga itu turut melakukan investigasi untuk turut memberikan upaya keadilan pada para korban dan keluarganya.Satu Korban Kondisinya Membaik
Kabar baik datang dari Abzan Razaki, korban kekerasan yang saat ini masih dirawat di RS JIH. Kesehatan Abyan berangsur mulai membaik.

Reihan, kakak korban menuturkan adiknya sudah selesai menjalani operasi patah kaki.

“Operasinya sudah selesai. Ada patah di kakinya,” paparnya melalui sambungan telepon.

Pihak kampus dalam kaitan ini juga akan membentuk crisis centre. Tujuannya untuk mendampingi pihak keluarga maupun korban dalam memulihkan kondisi. Crisis centre juga bisa dimanfaatkan pihak keluarga untuk mendapatkan update perkembangan kasus yang tengah berjalan, baik di internal kampus maupun pihak kepolisian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya