SOLOPOS.COM - Mahasiswa duduk di depan ruang gawat darurat RS Ismoyo Kendari menanti jenazah rekannya yang tewas tertembak di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9/2019). (Antara - Jojon)

Solopos.com, JAKARTA — Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo meminta semua pihak tidak menyimpulkan meninggalnya Randi, mahasiswa Universitas Halu Oleo saat demonstrasi di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9/2019), akibat tertembak peluru tajam. Sebab, penyebab meninggalnya satu mahasiswa Halu Oleo tersebut, kini masih diselidiki.

Dedi pun memastikan pihaknya akan mendalami bila memang kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) itu meninggal dunia akibat tertembak peluru tajam.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

“Jadi belum dapat disimpulkan apa yang menjadi penyebab kematian. Jangan di-framing peluru tajam, kalau peluru tajam akan didalami,” kata Dedi di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (26/9/2019).

Dedi menjelaskan adanya dugaan Randi tewas akibat terkena tembakan harus dicek lebih dahulu ada atau tidaknya proyektil. Jika ada, itupun harus diselidiki lagi lebih dalam untuk mengetahui jenis senjata tersebut.

“Harus dicek dulu ada tidak proyektilnya. Kalau ditemukan proyektilnya masih panjang urusannya, uji balistik dulu untuk menentukan jenis senjatanya. Jenis senjatanya harus ketemu juga apa pembandingnya. Jadi tidak boleh disimpulkan penyebab kematiannya karena peluru tajam. Proses tahapan pembuktian secara ilmiah harus dilakukan,” ujarnya.

Berkenaan dengan itu, Dedi pun memastikan berdasar kebijakan Polri personel kepolisian yang bertugas mengamankan aksi demonstrasi tidak dibekali senjata api maupun peluru tajam.

“Kebijakan Polri dalam mengawal dan mengamankan aksi unjuk rasa, personel Polri tidak dibekali senjata api maupun peluru tajam, hanya water canon, gas air mata dan tameng sebagai pelindung diri untuk menghadapi para perusuh,” tegasnya.

Untuk diketahui, aksi demonstrasi berujung kericuhan terjadi di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9/2019) ini. Randi salah satu mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo pun dikabarkan tewas setelah diduga mengalami luka tembak pada bagian dada.

Amal, mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Halu Oleo yang turut serta dalam aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara mengaku menemukan proyektil peluru. Proyektil peluru tersebut ditemukan di sekitar lokasi demonstrasi.

“Tadi kita dapat proyektilnya di jalan,” kata Amal saat dihubungi Suara.com, Kamis.

Kendati begitu, Amal mengaku tidak mengetahui apakah proyektil tersebut merupakan proyektil peluru karet atau peluru tajam. Bukti berupa proyektil yang ditemukan Amal mahasiswa lainnya itu pun telah difoto. “Itu saya belum tahu proyektil peluru karet atau tajam,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya