SOLOPOS.COM - Mahasiswa berunjuk rasa di depan Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Klaten, Selasa (3/1/2017). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Mahasiswa di Klaten berunjuk rasa di depan Kantor Kejari setempat.

Solopos.com, KLATEN — Sejumlah mahasiswa di Klaten berunjuk rasa di depan Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Klaten, Selasa (3/1/2017). Mereka mendukung pengusutan secara tuntas kasus dugaan jual beli jabatan di Kabupaten Bersinar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Para mahasiswa itu mendorong Bupati Klaten, Sri Hartini, yang ditangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (30/12/2016) lalu, berani menjadi justice collaborator (JC) dalam pemberantasan korupsi di wilayah yang dipimpinnya.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, para mahasiswa menggelar long march dari Alun-alun Klaten menuju ke Rumah Dinas (Rumdin) Bupati, Kantor Kejaksaan Negeri (kejari), dan pendapa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten. Sembari berorasi, para mahasiswa juga membawa spanduk di antaranya bertuliskan: Setop Jual Beli Jabatan, Aksi Dukung Pemberantasan Korupsi, Berantas Korupsi di Klaten, Stop Korupsi di Kota Kami, Tangkap Pejabat Nakal, Korupsi No, Save Klaten Dukung Pemberantasan Korupsi, dan lain sebagainya.

Para mahasiswa juga menggelar aksi teatrikal penangkapan Sri Hartini oleh KPK. Unjuk rasa para mahasiswa itu dikawal ketat aparat Polres Klaten.

“Kasus jual beli jabatan ini semoga bisa menjadi pintu masuk untuk kasus-kasus lain yang diungkap KPK,” kata salah satu mahasiswa, Yoga Setia Wibowo, di sela-sela unjuk rasa.

Pada kesempatan itu, para mahasiswa juga menyoroti berbagai program Pemkab Klaten. Misalnya, pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS) honorer kategori 2 (K2) dan nonmedis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bagaswaras Klaten, megaproyek Masjid Agung Al Aqsha dan Terminal Ir. Soekarno, dan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) 2011-2016.

Selain itu juga terkait pengusutan dugaan pungutan liar (pungli) dana aspirasi DPRD Klaten, dugaan pungli di setiap proyek di Klaten yang pengadaannya melalui lelang dan penunjukan langsung, pengadaan seragam sekolah, dan jual beli lembar kerja siswa (LKS).

“Kami mendorong Sri Hartini sebagai JC dalam pemberantasan korupsi di Klaten,” katanya.

Koordinator Aksi Mahasiswa Klaten, Harjianto, mengatakan unjuk rasa ini diikuti para mahasiswa dari perguruan tinggi (PT) di Kabupaten Bersinar. Dengan terungkapnya kasus dugaan jual beli jabatan di Klaten, diharapkan dapat menjadikan Pemkab Klaten yang bersih, antikorupsi, dan transparan.

“Kami menggelar aksi ini karena prihatin dengan aksi sogok-menyogok di Pemkab Klaten,” katanya.

Aksi mahasiswa turun ke jalan itu, juga diikuti beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Klaten, seperti Sanggar Kebangsaan. Selama mahasiswa menggelar aksi, tak satu pun pejabat menemui perwakilan mahasiswa.

Para mahasiswa hanya menancapkan bendera berwarna hitam di depan kantor masing-masing instansi yang didatangi sebagai potret buramnya penegakan hukum di Kabupaten Bersinar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya