SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Gorontalo— Puluhan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Kota Gorontalo memperingati Hari Pendidikan Nasional dengan menggelar unjuk rasa, Senin (3/5). Aksi ini juga melibatkan sejumlah siswa SMA yang gagal dalam ujian nasional (UN).

Dalam demonstrasi ini mereka meminta agar UN dihapuskan oleh pemerintah. Pasalnya, ujian nasional dianggap telah mengorbankan peserta didik. ”Dengan alasan peningkatan mutu pendidikan, pemerintah memberikan standar nilai kelulusan, tapi itu hanya diukur dalam waktu satu jam. Ini merupakan kejahatan dalam dunia pendidikan,” tandas Yandri Ajiji, ketua PMII Kota Gorontalo dalam orasinya.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Selain itu, menurut Yandri, anggaran pendidikan sebesar 20 persen yang disuarakan oleh pemerintah, ternyata banyak yang tidak direalisasi. “Itu hanya dikumandangkan oleh pemerintah untuk mendapatkan simpati masyarakat,” tegasnya.

Massa pengunjuk rasa dari PMII itu juga menuntut kepada pemerintah agar memperhatikan kesejahteraan guru-guru. Sebab menurut mahasiswa, gaji guru banyak yang tidak mencukupi sehingga ada yang harus beralih profesi lain atau mencari penghasilan tambahan di luar profesi.

”Ini adalah realitas. Terkadang dunia pendidikan bukan dijadikan institusi intelektual, tapi malah melahirkan orang-orang yang patuh terhadap penguasa yang semena-mena terhadap masyarakat,” tambah Kadir Lawero, seorang mahasiswa dalam orasinya.

Aksi mahasiswa yang digelar di Bundaran Hulondhalo Indah itu sempat membuat arus lalu lintas menjadi macet. Mereka juga mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian setempat.

tempointeraktif/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya