SOLOPOS.COM - Salah satu atraksi dalam acara Pagelaran Budaya Indonesia di lapangan Sepak Bola UKSW Salatiga pada Jumat (2/9/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO-Pagelaran Budaya Indonesia (PBI) yang masih menjadi rangkaian acara Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) UKSW Salatiga gelombang pertama pada 2022 menjadi semacam ajang mengenalkan ragam budaya Indonesia. Acara yang diadakan di lapangan sepak bola Universitas Kristen Satya Wacana ini menampilkan aneka budaya dan makanan khas daerah di Indonesia.

Seperti penampilan trio Soegi Bornean yang menampilkan musik khas Jawa dan Kalimantan. Tampil dengan pakaian bernuansa hitam dipadukan kain bercorak  batik dan aksesoris khas Kalimantan, trio asal Semarang ini membawakan tujuh lagu yang berjudul Bait perindu, Haribaan, Semenjana, Saturnus, Raksa, Pijaraya, dan Asmalibrasi.

Trio yang digawangi Fanny Soegi sebagai vokalis, Aditya Ilyas dan Bagas Prasetyo sebagai gitaris, ini sukses mengajak civitas akademika mendendangkan lagu ciptaan mereka bersama-sama. “Terima kasih semuanya, enggak menyangka seramai ini, ini konser besar. Menjadi doa saya, semoga kalian dapat menemukan seseorang yang tepat,” tutur Fanny Soegi sesaat sebelum menutup acara disambut riuh tepuk tangan civitas akademika.

Ditemui di sela-sela acara, koordinator acara PBI Tahun 2022, Fredrik Hallatu, menerangkan bahwa PBI berperan penting untuk mempersiapkan mahasiswa baru (maba) memasuki UKSW Salatiga yang hidup dalam ragam budaya Indonesia. Selain itu juga sekaligus menjadi wadah bertemunya maba dan kelompok etnis yang diharapkan dapat menjadi keluarga di perantauan sehingga maba merasa punya rumah di Salatiga.

Baca Juga: Tim UKSW Kenalkan Pertanian Organik di Dusun Dompon

Selain itu menurut Fredrik, PBI juga memiliki peran untuk mempertemukan maba dan masyarakat kota Salatiga dimana nantinya mereka akan hidup berdampingan. Disebutnya, PBI melibatkan 760 maba untuk turut tampil dalam pementasan musik, tarian nusantara, serta flash mob.

“Kami berharap acara yang pernah terlaksana pada 2019 ini menjadi wadah konkritkan UKSW sebagai kampus yang meng-Indonesia. Bukan sekedar julukan Indonesia mini tetapi UKSW yang menghidupi nilai kemanusiaan dan pluralitas. Ini sekaligus salah satu bentuk konkrit dalam upaya mewujudkan lulusan yang creative minority,” jelasnya dalam keterangan pers yang diterima Solopos.com pada Senin (5/9/2022).

Baca Juga: Nggusah, Alat Pengusir Burung dari Panel Surya Bikinan Mahasiswa UKSW

Oleh karena itu, ditambahkan Fredrik, kegiatan ini juga melibatkan masyarakat Kota Salatiga yang turut hadir sebagai pengisi acara di antaranya Band Guru SMAN 1 Salatiga juga tari-tarian oleh Warga RT 007 RW 009 Sidorejo Lor. Selain itu hadir pula stand UMKM dan pelayanan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kota Salatiga yang terdiri dari vaksinasi Covid-19, pemeriksanaan penyakit tidak menular serta skrining TB dan HIV.

Senada, Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan UKSW, Dr. Andeka Rocky Tanaamah, S.E., M.Cs., menyebut bahwa ini merupakan bentuk penyelarasan. Menurutnya, predikat yang selama ini melekat pada UKSW adalah Indonesia Mini sehingga ketika maba bergabung dengan UKSW maka mereka telah menjadi bagian dari Indonesia mini itu sendiri.

Baca Juga: Tawa Lansia Panti Wreda di Salatiga Bermain Bersama 193 Mahasiswa Baru UKSW

Melalui acara ini mahasiswa baru UKSW Salatiga  dikenalkan dengan berbagai etnis dan ragam budaya Indonesia yang ada sehingga mereka dapat memahami dan menjadi bagian di dalamnya. Melalui program kegiatan UKSW ini diharapkan habbit mengenai keberagaman melekat pada diri maba.

“Nantinya, ketika maba masuk ke perkuliahan tidak lagi canggung dengan keberagaman. Jika hal ini tidak diperkenalkan sejak awal maka mereka akan terus membawa ego-ego pribadi, sehingga dengan ini mereka bisa terbuka dengan keberagaman budaya,” tegas Andeka Rocky.

mahasiswa baru UKSW Salatiga
Salah satu atraksi di acara Pagelaran Budaya Indonesia yang merupakan bagian dari Orientasi Mahasiswa Baru UKSW Salatiga. (Istimewa)

Sebelum ditutup oleh grup yang memiliki sebutan Kawan Bersoegiria untuk penggemarnya ini, panggung PBI Orientasi Mahasiswa Baru UKSW telah menyuguhkan sejumlah penampilan musik dan tarian dari beragam budaya Indonesia.

Aksesori dan Makanan

Di ajang tersebut, sedikitnya ada 13 etnis tampil secara bergantian membawakan lagu-lagu dan juga tarian daerah masing-masing. Acara kemarin juga dimeriahkan dengan lomba stand etnis mahasiswa.  Sebanyak 21 stand etnis dari berbagai daerah di Indonesia berlomba-lomba menghias stand mereka dengan berbagai aksesori khas daerah. Selain itu mereka juga menampilkan sejumlah makanan khas maupun tradisional.

Baca Juga: Peserta OMB Resmi Jadi Bagian UKSW, Inaugurasi Dibalut Pagelaran Musikal

Kopi dan sambal menjadi menu yang paling banyak dipamerkan. Kopi ateng khas Sumatra Utara, kopi khas batak toba, hingga kopi Toraja disajikan dalam acara ini. Tak hanya itu saja, menu sambal yang sudah menjadi ciri khas masyarakat Indonesia sebagai pelengkap hidangan pun tampak di beberapa stand etnis.

Ragam budaya Indonesia dalam bentuk sambal juga tersaji bagi mahasiswa baru UKSW Salatiga. Misalnya sambal dabu-dabu dengan potongan tomat dan cabai yang menjadi unsur utama dibawakan oleh kelompok etnis asal Sulawesi Utara.

Sedangkan etnis asal Kalimantan menghidangkan Cincalo yakni sambal dengan bahan dasar dari udang yang difermentasi dicampur bawang merah, cabe merah, dan jeruk sambal. Sambal ini cocok dimakan bersama dengan olahan pucuk daun ubi. Lainnya juga ada sambal roa, sambal colo-colo, sambal matah, sambal andaliman dan sambal ijo yang super pedas.

 

Rekomendasi
Berita Lainnya