SOLOPOS.COM - Bryan Zheng dari Hongkong dan Melissa Hogan dari Australia bekerja bakti mengangkut tanah untuk pembangunan jalan Dusun Pantok Kulon Banjaroya Kalibawang, Minggu (24/6). (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

Bryan Zheng dari Hongkong dan Melissa Hogan dari Australia bekerja bakti mengangkut tanah untuk pembangunan jalan Dusun Pantok Kulon Banjaroya Kalibawang, Minggu (24/6). (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

Kuliah Kerja Nyata (KKN) ternyata tak hanya akrab bagi mahasiswa Indonesia saja. Mahasiswa asing pun mengikuti program tersebut. Seperti yang dilakukan mahasiswa Australia dan Hong Kong di Desa Banjaroya, Kalibawang Kulonprogo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bryan Zheng tampak bersemangat mengangkat ujung karung putih yang kotor itu. Bersama Melissa Hogan di ujung lainnya, ia membawa karung penuh tanah itu ke seberang halaman. Kotor tanah di tangan dan bajunya tidak dihiraukan lagi.

Tak terhitung berapa kali mereka bolak-balik mengangkut tanah liat itu, namun tidak terlihat raut lelah di muka mereka. “Senang sekali bekerja bakti seperti ini, di tempat asal kami sudah tidak ada yang bekerja bakti di lingkungan karena semua sudah individualis,” ungkap Bryan.

Hari Minggu (24/6) pagi kemarin, mahasiswa Hong Kong Polytechnic University itu ikut bekerja bakti bersama warga Dusun Pantok Kulon Desa Banjaroya Kalibawang. Kerja bakti itu merupakan salah satu kegiatan dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan di lereng Menoreh tersebut.

Bryan Zheng tidak sendiri. Ada 24 mahasiswa lain dari universitas yang sama, mengikuti kegiatan KKN yang berlangsung mulai 20 Juni hingga 12 Juli mendatang itu. Dalam waktu yang sama, turut pula sebanyak 18 mahasiswa dari Australia National University serta puluhan mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. Dalam kegiatan itu, mereka mengikuti kehidupan warga setempat menjadi petani.

Selama tiga hari pertama tinggal di lereng Menoreh, Melissa Hogan, yang merupakan mahasiswa Australia National University mengaku sangat terkesan dengan warga setempat yang sangat ramah. Hampir setiap pagi dan sore, ia berjalan-jalan di sekeliling tempatnya menginap, untuk mencari tahu tentang aktivitas masyarakat sehari-hari.

Saat bertemu warga di tepi jalan, ia selalu disapa, diajak bersalaman bahkan mengobrol oleh warga. “Ini unik sekali, masyarakat sini ramah bahkan terhadap orang asing. Di tempat asal saya, saat ada orang asing datang dan bertanya-tanya, pasti akan langsung disuruh pergi,” tuturnya.

Patric Guinnes, salah satu dosen Australia National University mengungkapkan KKN tersebut bertujuan mengenalkan kehidupan masyarakat pedesaan pada mahasiswanya. “Kami berharap setelah hidup bersama warga selama beberapa waktu, mereka menjadi lebih terbuka dan bisa menerapkan kerja sama,” ungkapnya.

Kepala Desa Banjaroya, Wiwin Windarta mengungkapkan selama tinggal di desanya, para mahasiswa itu diajak terlibat langsung dalam kegiaatan pertanian warga, pendidikan anak-anak, kerja bakti membangun jalan bahkan melakukan bedah rumah. “Kegiatan gotong royong dan keramahan memang menjadi ciri khas masyarakat Banjaroya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya