SOLOPOS.COM - Marzuki

Marzuki

seorang pengajar Madrasah Diniah Lauchur Rohmah, Desa Pandak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Warih Puji Lestariyani, 17, dan beberapa santri putra melantunkan bacaan Surat Al ‘Alaq di salah satu kelas madrasah itu, Selasa (11/12).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Santri putri yang ada di sebelah santri putra menyimak bacaan santri putra. Puput, panggilan akrab Warih, menceritakan dulu ia santri Madrasah Diniah Lauchur Rohmah. Sejak beberapa tahun lalu ia menjadi anggota staf pengajar madrasah itu.

”Saya ingin adik-adik tidak hanya paham ilmu umum, tapi juga mengenal ilmu agama dan mengamalkannya,” ujar dia saat ditemui Espos, Selasa.

Selain memberikan materi ilmu agama, siswa kelas III sebuah SMA di Sragen ini juga diminta mengajar Bahasa Inggris. Anggota staf Seksi Pendidikan Pondok Pesantren Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sragen, Dwi Retno Setyowati, menerangkan madrasha diniah adalah lembaga pendidikan agama Islam yang menyelenggarakan pendidikan secara rutin.

Materi pelajaran antara lain tentang membaca dan menulis Alquran, akidah, akhlak, fikih dan lainnya. Pembelajaran biasanya dilaksanakan sore hari.

Di Jawa Tengah, madrasah diniah hanya ada dua jenjang, yaitu madrasah diniah ‘ula atau setingkat SD yang memberikan materi dasar keagamaan dan madrasha diniah wustho atau setingkat SMP yang mempelajarai materi keagamaan lanjutan.

Pendiri Madrasah Diniah Lauchur Rohmah, Marzuki, menerangkan Madrasah Diniah Lauchur Rohmah menyelenggarakan pendidikan madin jenjang ‘ula dan wustho.

Setiap jenjang ditempuh selama tiga tahun. Materi pembelajaran meliputi baca-tulis Alquran, akhlak, tata bahasa Arab, fikih, hadis, bahasa Inggris, komputer, ibadah dan menghafalkan surat-surat pendek Alquran.

”Siswa yang akan ikut madrasah diniah saya persyaratkan minimal kelas III SD. Biasanya anak seumur siswa kelas III SD lebih mudah menyerap materi pelajaran agama,” kata dia.

Namun, karena banyak warga yang menghendaki anak-anak mereka ikut madrasah diniah meski belum kelas III SD, Marzuki kemudian membuka kelas persiapan madrasah diniah.

Saat mengikuti kelas persiapan, santri dibimbing mengenal membaca dan menulis Alquran, ibadah salat dan menghafal doa sehari-hari.

Ketua Yayasan Pendidikan Al Islam, Solo, M Furqon Hidayatullah, menjelaskan kurikulum di Madrasah Diniah Al Islam bertujuan memperdalam ilmu agama yang diperoleh santri di sekolah formal.

Mereka yang ikut madrasah diniah juga ikut pembelajaran formal di Yayasan Pendidikan Al Islam. Materi pembelajaran madarsah diniah meliputi hadis, tafsir Alquran, fikih, materi tentang akhlak islami, ibadah dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya