SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

internet

[SPFM], Blantika musik Indonesia kehilangan salah satu musisi terbaiknya. Musisi yang dikenal luas era 1980-an, Utha Likumahuwa, telah pergi untuk selama-lamanya, Selasa (13/9).  Pria bernama lengkap Doaputra Ebal Johan Likumahuwa meninggal dunia di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Utha dikebumikan di Taman Pemakan Umum Cipaku Bogor Jawa Barat.

Kepergian Utha meninggalkan duka mendalam di kalangan rekan-rekan seprofesinya. Indra Lesmana, misalnya, menganggap Utha sebagi sosok musisi yang mempunyai kontribusi terhadap musik di Tanah Air. Indra menilai lagu-lagu Utha bisa dikatakan evergreen dan masih sering diperdengarkan hingga saat ini.  Menurut Indra, Utha adalah salah seorang penyanyi yang berkualitas dan memiliki ciri khas. Karakter intonasi Utha dinilai bagus dan patut dicontoh penyanyi generasi saat ini.

Sepanjang karirnya Utha menghasilkan belasan album, belasan hits dan sederet penghargaan. Ini menjadikan simbol eksistensi dan totalitas Utha di dunia masuk. Siapa yang membawa Utha hingga menjadi musisi? Penyanyi yang lahir di Ambon dan besar di Bandung ini, kali pertama kali merekam suaranya setelah diajak musisi jazz (almarhum) Chris Kayhatu.

Selanjutnya, inilah album-album Utha yang didekasikan untuk musik Indonesia,  Nada dan Apresiasi (1982), Dengarlah Suara Kami (1982), Bersatu Dalam Damai (1983), Aku Pasti Datang (1985), Aku Tetap Cinta (1986), Dansa Suka-suka (1987), Puncak Asmara (1988), Untuk Apa Lagi (1990), Masih Ada Waktu (1991), Classic (1992), dan Tak Sanggup Lagi (1996). Selain itu, masih ada lagi dua album kompilasi  Kuingin: The Best Of (1994) dan Koleksi.

Dari album-album ini melasat sejumlah hit di antaranya Puncak Asmara karya Oddie Agam, yang melambungkan nama di panggung musik. Tembang-tembang lain darinya yang tak kalah dikenal antra lain lain, Esok Kan Masih Ada, Sesaat Kau Hadir, Tersiksa Lagi, Bersamamu, dan tembang duetnya bersama Trie Utami, Mungkinkah Terjadi.

Utha juga dikenal sebagai salah satu macan festival karena lagu-lagu yang dibawakannya beberapa kali sukses dan penghargaan di ajang festival internasional. Tahun 1989,  Sesaat Kau Hadir ciptaan Budi Bachtiar dan Aldino menjadi lagu terbaik pada ASEAN Pop Song Festival 1989. Pada tahun yang sama, dia juga meraih juara ke-2 pada Asia Pacific Singing Contest di Hongkong. Setahun berikutnya,  Utha sukses dan merebut tempat ke-2 pada Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) Golden Kite World Song Festival di Kuala Lumpur melalui duetnya bersama Trie Utami dengan lagu Mungkinkah Terjadi ciptaan Jorgy Thito.  [SPFM/ard-mg]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya