Mabur manuke

Sebagai anggota kelompok kicau mania alias penggemar berat burung di Solo, Jon Koplo memiliki puluhan burung, mulai dari jenis poksai, penthet, jalak, cocak, kacer dan sebagainya. Di antara burung–burung tersebut yang paling dibanggakan Koplo adalah burung kacernya betina yang diberi nama Cempluk. Selain dibeli dengan harga mahal, burung tersebut “sudah jadi” dan sering menang dalam berbagai lomba kicau burung.

Pagi itu, Jon Koplo akan membawa Si Cempluk untuk diikutkan lomba. Namun karena ia bangun kesiangan, dan khawatir telat, Koplo tidak sempat memberi makan Cempluk di rumah.

“Sudahlah, nanti dipakani di arena lomba saja.” pikirnya. Buru-buru sangkar Si Cempluk dikerudungi kelambu dan dicangking ke arena lomba. Sesampai di arena lomba, tanpa membuka kelambunya, Jon Koplo membuka pintu sangkar dari balik kelambu dan memasukkan makanan ramuan ke wadah pakan Si Cempluk. Jon Koplo memang sengaja tidak mau membuka kelambunya biar orang lain tidak melihat menu khusus Si Cempluk.

“Jangan sampai orang lain tahu rahasia makanan Cempluk, bisa gawat,” batinnya Koplo.

Tanpa disadari oleh Jon Koplo, saat membuka dan menutup kembali pintu sangkar burungnya dari balik kelambu tadi, nampaknya tidak tertutup secara sempurna karena kawat pengait pintu sangkar nyanthol di kain kelambu. Nah, saat akan memasang sangkar burung di tiang perlombaan dan selubung kelambunya dibuka, Koplo tidak menyadari kalau kawat pengait pintu sangkar tersebut ikut tertarik ke atas sehingga pintu sangkar terbuka lebar. Ya tentu saja tanpa disuruh Si Cempluk pun terbang melenggang dengan bebasnya.

“Wadhuh, manukku ucul! Manukku mabur!” teriak Koplo sambil gidro-gidro. Si Cempluk tak peduli degan teriakan majikannya. Ia tetap melenggang terbang ke alam bebas.

Muh Sopan Santoso, RT 03/Rw VI Sumber, Banjarsari, Solo

Berita Terkait

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif