SOLOPOS.COM - Ilustrasi luweng (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Solopos.com, WONOGIRI – Salah satu luweng di Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, sempat menjadi tempat pembuangan mayat. Peristiwa itu terjadi pada 27 September 2018 lalu.

Mayat wanita bernama Novi Wahyuning Pangesti tersebut ditemukan di dasar luweng di Dusun Bakalan, Desa Gambirmanis, Kecamatan Pracimantoro. Novi merupakan anak Tri Hardjanto yang akrab dipanggil Benceng, warga Dusun Surupan, Desa Bulurejo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mayat Novi ditemukan Kamis, 27 September 2018 lalu, oleh seorang mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di luweng wilayah Pracimantoro. Mayat Novi ditemukan di kedalaman 20 meter dan sudah setengah membusuk sehingga sulit dikenali wajahnya.

Baca juga: Begini Proses Terbentuknya Luweng yang Hilang di Pracimantoro Wonogiri

Mayat tersebut ditemukan seorang mahasiswa yang tengah melakukan penelitian mengenai luweng di wilayah itu. Sebelum ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di luweng wilayah Pracimantoro, pada September 2018, Novi sudah menghilang selama kurang lebih empat bulan. Dia tidak bisa dihubungi keluarganya sejak Mei 2018.

Diberitakan sebelumnya, ada ratusan luweng di wilayah Wonogiri bagian selatan. Belakangan beberapa mulut luweng di Kecamatan Pracimantoro disebut menghilang.

Para sesepuh desa dikerahkan membantu pencarian mulut luweng tersebut, namun belum membuahkan hasil. Padahal, luweng itu berfungsi penting dalam mencegah banjir di kawasan Pracimantoro, Wonogiri. Selain itu, luweng juga menjadi salah satu sumber air. Namun, para sesepuh desa menyebut mulut luweng itu telah hilang selama puluhan tahun.

Baca juga: Rel Layang Joglo Bakal Membentang dari Stasiun Balapan

Proses Pembentukan Luweng

Menanggapi hal tersebut, Kepala BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, angkat bicara. Dia menyebut mulut luweng di Pracimantoro itu bukan hilang. Tetapi ada beberapa faktor yang menyebabkan mulut luweng tidak tampak, yakni sedimentasi dan tertutup sampah.

Luweng atau dalam ilmu geologi disebut doline atau sinkhole ini terbentuk secara alami akibat batuan gamping yang tergerus tanah. Dihimpun dari berbagai sumber, Senin (15/2/2021), luweng atau dalam bahasa lain disebut sebagai dolina menjadi salah satu ciri khas dari tanah di pegunungan karst seperti wilayah Pracimantoro, Wonogiri.

Baca juga: Hilang Misterius, Orang Pintar Dikerahkan Cari Luweng di Pracimantoro Wonogiri, Hasilnya?

Lubang terbentuk karena batu gamping lebih mudah larut dalam air. Batuan gamping yang tergerus itu lama kelamaan retak, sehingga terbentuk luweng atau gua vertikal secara alami.

Adanya aliran di bawah tanah itu menyebabkan munculnya rongga batu gamping karena di bagian bawah terjadi erosi oleh aliran sungai. Proses ini berlangsung terus menerus sehingga akhirnya membentuk lubang yang cukup besar di permukaan tanah.

Kedalaman lubang ini pun bervariasi, ada yang mencapai 100 meter dengan bentuk seperti gua. Gua merupakan lingkungan yang unik dan rentan, sehingga harus dipelihara sesuai kondisi aslinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya