SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Salah satu kandang di sudut Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo menjadi buah bibir beberapa waktu terakhir ini. Salah satu jenis satwa langka berstatus rentan, Lutung Hitam (Trachypithecus auratus), bernama Lulu melahirkan seekor anakan berwarna kuning keemasan yang dinamai Untung pada Kamis (21/3/2019).

Lulu terlihat gelisah saat beberapa lensa kamera membidik si anak. Lulu tampak dengan erat mendekap si anak. Atung, si jantan yang satu kandang terlihat santai di sudut kandang dan sesekali menaiki hammock yang dipasang di antara dahan-dahan kayu di dalam kandang. 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur TSTJ Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso mengatakan Untung merupakan hasil penangkaran pertama dari spesies kera Lutung Hitam di TSTJ. Untung dilahirkan dari hasil perkawinan antara Lulu dan Atung. 

Untung berjenis kelamin laki-laki dan lahir dengan proses alami tanpa bantuan dari tim dokter hewan TSTJ. “Awalnya, hanya ada Lulu yang berjenis kelamin betina di TSTJ sejak 2012. Lulu merupakan pemberian BKSDA. Sudah lama sendiri. Lalu pada Desember 2017, kami dapat hibahan pejantan bernama Atung dari BKSDA juga. Pada Maret 2019 ini hasil perkawinan mereka lahirlah Untung, berjenis kelamin laki-laki,” ungkapnya kepada Solopos.com, Senin (25/3/2019).

Dokter Hewan TSTJ Siti Nuraini mengatakan Lulu melahirkan setelah masa bunting selama tujuh bulan. Sebelum melakukan perkawinan, Lulu dan Atung di karantina terlebih dulu. 

“Lutung hitam ini termasuk yang dilindungi. Ini baru kali pertama ada kelahiran lutung hitam di TSTJ. Kami juga masih mempelajari. Kalau lutung melahirkan itu biasanya cuma satu. Masa buntingnya tujuh bulan. Saat bunting kami berikan vitamin dan kalsium untuk menjaga kesehatan induknya,” jelasnya kepada wartawan.

Terkait perawatan anak lutung, Siti mengungkapkan TSTJ tidak terlalu banyak ikut campur karena lutung tersebut baru saja lahir. Dia mengatakan proses perawatan dilakukan sendiri oleh induk lutung. 

TSTJ lebih fokus memberikan nutrisi dan vitamin yang cukup kepada induknya saat menyusui. “Berbeda kalau induk tidak mau mengurus anaknya. Induknya kami beri vitamin dan kalsium untuk menjaga nutrisi dan kesehatan saat menyusui. Susah juga kalau ikut campur merawat karena sudah dipegang erat induknya terus,” paparnya.

Terkait warna rambut Untung yang berwarna kuning, Siti menjelaskan itu merupakan salah satu karakteristik beberapa primata. Menurutnya, lutung memang saat lahir berwarna kuning, namun saat mencapai umur tertentu akan berubah warna secara perlahan menjadi warna hitam.

“Mungkin sekitar umur enam bulan akan mulai pudar dan berganti warna menjadi hitam. Memang seperti itu karakteristiknya,” terangnya.

Untuk mencegah indukan menjadi stres, TSTJ memutuskan untuk tetap memberikan penutup di kandang lutung tersebut. Meskipun begitu, penghalang di kandang tidak serapat saat lutung tersebut akan melahirkan.

“Saat ini untuk menjaga agar tidak stres tetap kami pasang geber [kain penutup]. Karena memang lokasinya dekat pengunjung. Untuk antisipasi saja. Tapi hanya letter L saja. Tidak serapat saat melahirkan. Masih tetap bisa dilihat,” ujarnya.

Salah satu pengunjung, Deden Sulaiman, 35 mengapresiasi kelahiran satwa yang dikategorikan langka tersebut. Dia juga mengharapkan TSTJ bisa merawat lutung tersebut dengan baik agar eksistensi satwa tersebut masih tetap lestari.

“Senang juga kalau ada satwa langka yang lahir. Semoga tetap dilestarikan. Jangan sampai punah. Harapan saya TSTJ agar merawat satwa dengan baik. Jangan sampai sakit,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya