SOLOPOS.COM - Pentas bertajuk Mahambara Gamelan Nusantara akan digeber di Halaman Balai Kota Solo pada Jumat (16/9/2022) malam. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO—Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) bersama Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) akan menyerahkan sertifikat gamelan sebagai warisan budaya tak benda dari UNESCO kepada masyarakat Indonesia.

Penyerahan sertifikat kepada bangsa Indonesia sebagai pemilik budaya gamelan akan diwakili 14 pemerintah provinsi, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta serta maestro gamelan, Alm Rahayu Supanggah dan Made Bandem.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Penyerahan sertifikat akan dilakukan di Halaman Balai Kota Solo disertai konser Mahambara Gamelan Nusantara pada Jumat (16/9/2022).
Dalam kesempatan itu sertifikat dari UNESCO akan diserahkan melalui Kementerian Luar Negeri kepada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang berwenang mengurus dokumen negara, dan Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek serta Pemerintah Provinsi pengusul gamelan sebagai warisan budaya tak benda, kepada UNESCO.

Mereka yaitu Pemprov Jawa Tengah (Jateng), Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur (Jatim), Jawa Barat (Jabar), Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Lampung, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Mahambara Gamelan Nusantara menjadi tema acara. Ungkapan itu mempunyai arti Gamelan Indonesia untuk Dunia.

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Restu Gunawan, dalam siaran pers yang diterima solopos.com, mengatakan gamelan diusulkan kepada UNESCO sejak 2018.

Gamelan resmi masuk daftar warisan budaya tak benda UNESCO pada 2021.

Komite Warisan Budaya Tak Benda UNESCO melakukan sidang ke 16 di Paris, Prancis, tepatnya pada 15 Desember 2021.

Gamelam ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia bersama 46 warisan budaya tak benda lain di dunia, seperti Nora, sebuah drama tari di Thailand Selatan, dan Al Naoor, sebuah kerajinan seni tradisional dari Irak.

“Sudah 11 warisan budaya tak benda Indonesia yang masuk daftar UNESCO. Sebelumnya ada pantun sebagai multinasional nominasi bersama Malaysia [2020], pencak silat [2019], pinisi seni membuat perahu di Sulawesi Selatan [2017], tiga genre tari tradisional di Bali [2015] dan noken, tas rajut dan ikat dari Papua [2012], tari Saman [2011],” urai Restu.

Warisan budaya tak benda lain Indonesia yaitu angklung pada 2010, batik Indonesia 2009, wayang 2008, keris Indonesia 2008, dan satu program terbaik pelatihan membatik kepada siswa sekolah 2009.

“Rasa bangga dan syukur dengan pencapaian ini kami wujudkan dengan Festival Gamelan Nusantara di Solo,” ujar dia.

Menurut Restu, Solo dipilih sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan karena telah lama membranding diri sebagai rumahnya gamelan.

Di Solo gamelan tumbuh secara kultural, lekat dengan rumah produksi gamelan, hingga menjadi inisiator pengajuan gamelan sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya