SOLOPOS.COM - Lurah Pasar Harjodaksino Solo, Listianto, tak kuasa menahan tangis saat mengumumkan penutupan pasar diperpanjang, Senin (26/10/2020). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Lurah Pasar Harjodaksino Solo, Listianto, tak bisa menahan tangis ketika mengumumkan perpanjangan masa penutupan operasional pasar tersebut, Senin (26/10/2020) siang.

Ia sempat tertunduk dan memejamkan mata sebelum menyampaikan pengumuman tersebut. Listianto juga meminta maaf lantaran harus memperpanjang penutupan pasar. Ada tiga kali sepanjang pengumuman itu Listianto meminta maaf.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu meski ia lakukan karena suami dari pedagang yang terkonfirmasi positif Covid-19 meninggal dunia. Penutupan mendesak dilakukan agar Satgas bisa mengambil langkah pencegahan persebaran virus SARS CoV-2.

SE Terbaru Wali Kota Solo: Anak 15 Tahun Ke Bawah Tak Boleh Kunjungi Tempat Publik, Kecuali PTM Di Sekolah

Kepada Solopos.com, Listianto mengakui tak bisa menahan tangis lantaran penutupan Pasar Harjodaksino ini adalah kali kedua dengan penyebab yang sama yakni kasus Covid-19. Penutupan pertama terjadi pada Juli lalu.

Banyak pedagang yang menolak penutupan tersebut. “Pasar menjadi satu-satunya tempat bagi pedagang untuk mencari rezeki. Saat pasar tutup, mereka sangat kecewa, protes, dan sebagainya. Tapi apa boleh buat, ini supaya Corona tidak semakin menyebar. Mau bagaimana lagi memang tugas saya begitu kok, atas perintah pimpinan saya sampaikan kepada pedagang,” tuturnya, Senin.

Memberikan Pemahaman

Listianto mengaku tak kurang dalam mengingatkan pedagang dan pengunjung untuk menjaga protokol kesehatan. Kendati begitu, ia tak bisa mengontrol seluruhnya karena aktivitas pasar terkait dengan banyak orang.

28 Bayi dan Anak Balita Sukoharjo Terpapar Covid-19 Selama Pandemi, Ini Langkah Gugus Tugas

Namun, ia terus memberikan pemahaman hingga pedagang mau mengerti. “Kami jelaskan dan mereka memahami. Karena bahaya juga kalau enggak disemprot, kami berusaha memutus rantai persebaran Covid-19,” katanya.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo, Heru Sunardi, mengatakan penutupan Pasar Harjodaksino diperpanjang hingga Minggu (1/11/2020). Hal itu karena Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Solo bakal menggelar tracing masif. Jumlah pedagang yang menjadi sasaran minimal 50 orang.

Tracing tersebut terutama untuk kontak dekat pedagang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Selanjutnya, seperti saat penutupan pertama, Juli lalu, petugas kesehatan juga akan melakukan sampling tes swab.

Debat Perdana Cawali-Cawawali Pilkada Solo Disiarkan TV Nasional, Catat Tanggalnya!

Sudut Pandang Kesehatan

Heru menegaskan penutupan itu harus karena jika tidak, upaya tracing menjadi percuma. "Artinya, kalau Pemkot melakukan uji swab tapi pasar tidak tutup itu tidak ada artinya. Mesti tutup sementara sampai hasil uji swabnya keluar. Kalau ternyata negatif baru buka lagi, kan begitu. Tapi kalau ternyata hasilnya positif, jika sekian hari tidak tutup, potensi penularannya bisa ke mana-mana. Itu sudut pandang dari kesehatan,” katanya, Senin.

Heru meminta seluruh pedagang tabah dan menerima penutupan Pasar Harjodaksino ini sebagai bagian dari cobaan. Adanya pedagang yang positif ini merupakan hal yang lumrah karena sedang terjadi wabah.

Butuh Tracing Masif, Penutupan Pasar Harjodaksino Solo Diperpanjang

“Untuk pasar-pasar lainnya sejak dulu sudah saya sampaikan jangan sampai muncul klaster pasar dengan pengetatan protokol kesehatan, semoga nanti hasil uji swab negatif semua,” tandasnya.

Pada pemberitaan sebelumnya, Pasar Harjodaksino terpaksa tutup lagi karena ada dua pedagang dan satu petugas kebersihan yang positif Covid-19. Awalnya penutupan hanya untuk dua hari yakni Minggu-Senin (25-26/10/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya